Startup pengembang game Indonesia yakni Agate International sudah membuat tim perwakilan di Kanada, Jerman, Korea Selatan, dan Jepang. Perusahaan rintisan ini pun ingin memperluas jangkauan bisnis.
Co-Founder sekaligus CEO Agate Shieny Aprilia mengatakan, 2024 akan menjadi babak baru yang menarik bagi industri game. “Agate pun terus berupaya menjadi katalisator industri game di Indonesia dengan memanfaatkan keahlian dan akses global kami di industri game,” katanya dalam keterangan pers, Selasa (16/1).
“Dengan banyaknya kemitraan global yang sudah kami bangun, kami yakin dapat terus membawa industri game Indonesia meraih kesuksesan di panggung dunia,” Shieny menambahkan.
Tahun ini, Agate berfokus pada model bisnis B2B2C alias Business-to-Business-to-Consumer untuk memperkuat ekspansi global. Berikut rincian strateginya:
- Mengembangkan tim perwakilan di wilayah Amerika. Saat ini Agate memiliki empat perwakilan yaitu di Kanada, Jerman, Korea Selatan, dan Jepang.
- Memanfaatkan akses jaringan global Agate untuk memperkuat ekosistem game di Indonesia, dan terus meningkatkan keahliannya melalui inisiatif proyek Research and Development (R&D).
- Agate berkomitmen mengembangkan keahlian para talenta lokal dan kualitas kepemimpinan untuk mendorong percepatan pertumbuhan industri game melalui Agate Academy.
Menurut data Statista, pasar video game global diproyeksikan US$ 282,30 miliar atau naik 13% secara tahunan atau year on year (yoy). Rata-rata pertumbuhan per tahun alias CAGR diprediksi 8,76% selama 2024 - 2027, sehingga mencapai US$ 363,2 miliar pada 2027.
Bisnis yang diprediksi akan tumbuh yakni franchise games, konsol baru, dan penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Agate juga memperkenalkan sub-brand baru yakni Vertx Break powered by Agate, yang berfokus pada 3D Stylized Art berkualitas tinggi dan game-ready dengan target utama game developer skala AA di pasar industri game Eropa.
Chief Strategy Officer Agate Cipto Adiguno menyampaikan bahwa Vertx Break bertujuan sebagai diversifikasi bisnis, sehingga menjadi kekuatan baru dalam portofolio Agate di lanskap game internasional.
Vertx Break powered by Agate difokuskan untuk menghasilkan 3D Stylized Art dengan menyediakan layanan 3D Character, 3D Equipment & Outfit, 3D Environment Props, dan 3D Hard Surface.
Vertx Break memanfaatkan pengalaman Agate dalam membuat gim menggunakan Unreal Engine dan Unity. Ini memungkinkan Vertx Break powered by Agate menghasilkan karya-karya yang tidak hanya menawan secara visual, namun juga siap diaplikasikan ke produk gim secara keseluruhan.
Head of Vertx Break powered by Agate Ar Cahyadi Indra menambahkan, perusahaan berfokus pada layanan 3D Stylized Art berkualitas tinggi dan game ready untuk developer skala AA. Fokus ini memungkinkan Agate membangun percakapan yang lebih relevan dengan strategi bisnis art outsourcing.
“Melalui pendekatan unik kami sebagai game art development partner yang resourceful dan adaptable untuk kebutuhan 3D Art Development, partner kami dapat menghemat banyak waktu penyesuaian dan perbaikan jika berkolaborasi dengan Agate,” kata Cahyadi.
Tahun lalu, Agate berpartisipasi di lebih dari 35 acara internasional. Sebagian besar diselenggarakan di Eropa dan Amerika.
Agate juga menjalin kemitraan baru dengan lima perusahaan global, yaitu ISKRA, Naver Z (ZEPETO), PQube, Ifland, dan Sekuya. Selain itu, merilis 14 proyek global dan memulai empat proyek game baru.