Pemerintah berencana mengembangkan aplikasi PeduliLindungi supaya terkoneksi dengan aplikasi serupa di luar negeri. Ahli teknologi informasi (IT) meminta agar integrasi ini memperhatikan standar keamanan data internasional.
Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan, setiap negara umumnya memiliki aplikasi pelacakan kontak atau tracing terkait Covid-19 masing-masing, seperti PeduliLindungi.
Ketika aplikasi tracing itu saling terhubung, maka sifatnya meminta informasi dari pengguna bersangkutan. Ini diperlukan untuk mengetahui riwayat pengguna.
Meski begitu, menurutnya pengembang aplikasi harus memperhatikan beberapa hal. Salah satunya, “memastikan informasi yang diberikan memenuhi standar privasi internasional," kata Alfons kepada Katadata.co.id, Selasa (21/9).
Ia pun menyarankan pemerintah mengikuti standar aplikasi yang disediakan oleh toko aplikasi seperti Google Play Store dan Apple App Store. Menurutnya, kedua perusahaan ini menyediakan antarmuka pemrograman aplikasi atau API yang sangat memperhatikan privasi.
Hal lain yang harus diperhatikan yakni informasi yang terhubung tidak boleh mengandung data pribadi pengguna. Apalagi sifatnya hanya pelacakan kontak.
Informasi yang diminta juga sifatnya harus timbal balik. "Jangan hanya Indonesia meminta atau memberikan informasi," katanya.
Ketiga hal itu harus dipertimbangkan oleh pemerintah guna mengurangirisiko penyalahgunaan data pribadi. "Ini agar tidak ada kebocoran data pengguna," katanya.
Pemerintah berencana mengintegrasikan PeduliLindungi dengan aplikasi serupa di luar negeri guna mempermudah implementasi protokol kesehatan lintas-negara. Usulan ini atas permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau bisa aplikasi ini dihubungkan dengan aplikasi lain di luar negeri yang setara," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan hasil rapat dengan Jokowi, Senin (20/9).
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu mengatakan, pemerintah akan terus menyempurnakan PeduliLindungi untuk mempermudah proses pelacakan bila terjadi pandemi gelombang ketiga.
Ia menyampaikan, PeduliLindungi bertujuan melacak klaster penularan Covid-19. "Jadi kami bisa analisis mikro lockdown di mana yang harus dilakukan. Tidak perlu skala besar," ujar dia.
Budi mencatat, pemindaian pada aplikasi PeduliLindungi sudah mencapai 8 juta per hari. Kode ini dipindai saat seseorang mengunjungi tempat publik.
Sedangkan situs PeduliLindungi diakses lebih dari 40 juta pengunjung per hari. Ini dilakukan apabila seseorang ingin melakukan check in di bandara atau mengecek paspor vaksin.
Dengan demikian, total penggunaan aplikasi PeduliLindungi mencapai 50 juta kali per hari, baik melalui aplikasi maupun website. "Sisi security, performance dan fungsi harus kami perbaiki," katanya.