Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan Katadata Insight Center (KIC) kembali melakukan Survei Literasi Digital Indonesia pada 2021. Sebelumnya pada 2020, skor literasi digital nasional sebesar 3,47 dari skala 1-5 atau mendekati indikator “baik” (4.00).
Survei ini dilakukan sebagai upaya memetakan kondisi dan status literasi digital di 514 kabupaten/kota pada 34 provinsi Indonesia untuk mendukung Program Literasi Digital Nasional yang dilaksanakan secara masif. Harapannya, melalui survei ini bisa didapatkan gambaran status literasi terbaru untuk mendukung penyusunan program aksi penanggulangan dan sosialisasi literasi digital.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, tujuan literasi digital adalah transfer knowledge yang diberikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggali informasi dan memperhatikan kepada siapa saja harus dilakukan literasi digital, materi apa yang harus diberikan, dan bagaimana proses literasi tersebut berlangsung.
Dengan begitu, sumber daya manusia (SDM) Indonesia nantinya bisa memanfaatkan ruang digital secara optimal. Mengingat, potensi ekonomi digital Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2020 sebesar US$ 44 miliar. Sedangkan Thailand sebesar US$ 18 miliar, Vietnam (US$ 14 miliar), Malaysia (US$ 11,4 miliar), Singapura (US$ 9 miliar), dan Filipina sebesar US$ 7,5 miliar.
Adapun pada 2025, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 124 miliar atau meningkat sekitar 23 persen dari tahun 2020. Ekonomi digital Indonesia dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan Thailand pada 2025.
Untuk memaksimalkan potensi tersebut memang bukanlah hal yang mudah. Apalagi, menurut The Future Jobs Report 2020 yang dirilis World Economic Forum, skor keterampilan digital di antara penduduk aktif Indonesia sebesar 60,6 persen dari skala 0-100 persen. Keterampilan digital diukur berdasarkan keahlian menggunakan komputer, melakukan coding dasar, dan membaca secara digital.
Oleh karena itu, Kemenkominfo secara masif menjalankan berbagai program literasi digital. Menurut Menkominfo, kecakapan digital menjadi hal mutlak di tengah perkembangan digitalisasi yang pesat saat ini. Apalagi, Pemerintah juga tengah mendorong transformasi digital melalui sejumlah agenda besar, seperti Making Indonesia 4.0.
Dengan literasi digital, masyarakat bisa meningkatkan kemampuan kognitifnya sehingga keterampilan yang dimiliki tidak hanya sebatas mengoperasikan gawai. Pada tahun ini, Kemenkominfo menargetkan 12,5 juta masyarakat bisa mendapatkan literasi digital secara baik.
Selain itu, sebanyak 100 ribu peserta bisa mendapatkan pelatihan kemampuan digital menengah melalui program Digital Talent Scholarship. Antara lain seperti pengetahuan big data, artificial intelligence, internet of things, augmented reality, dan virtual reality.
Adapun sebanyak 300 peserta dibidik untuk mendapatkan pelatihan kemampuan digital tingkat tinggi yang dikhususkan pada para pemangku kebijakan dan C-Level melalui program Digital Leadership Academy. Tujuannya agar tercipta para ahli dan mentor-mentor digital untuk mendukung perkembangan perusahaan rintisan, program kota pintar, hingga perumusan kebijakan untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih baik di Tanah Air.
Bagi masyarakat yang berminat mengikuti kelas literasi digital, dapat mengakses informasi terkait melalui akun Instagram Siberkreasi dan melalui tautan event.literasidigital.id.
Survei Literasi Digital Indonesia 2020
Survei Literasi Digital Indonesia merupakan pedoman untuk mengetahui perbaikan dan dinamika dalam indeks literasi digital di Tanah Air. Hasil survei juga bisa dijadikan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan pemerintah dalam program literasi digital nasional atau arah Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi yang diinisiasi sejak 2017.
Pada tahun lalu, Survei Literasi Digital Indonesia dibagi dalam empat subindeks yang mencakup sub indeks pertama (Informasi dan Literasi Data), sub indeks kedua (Komunikasi dan Kolaborasi), sub indeks ketiga (Keamanan), dan sub indeks keempat (Kemampuan Teknologi).
Secara nasional, indeks literasi digital di Indonesia berada pada level “sedang” dengan skor 3,47 dari skala 1-5 atau mendekati indikator “baik” (4.00). Sedangkan skor dari masing-masing sub indeks adalah: sub indeks pertama (3,17); sub indeks kedua (3,38); sub indeks ketiga (3,66) dan sub indeks keempat (3,66). Pengukuran sub indeks dari informasi dan literasi data memiliki skor yang paling rendah.
Sementara itu, secara rata-rata skor indeks untuk Indonesia wilayah Tengah memiliki nilai indeks yang paling tinggi yakni 3,57. Sedangkan rata-rata skor indeks wilayah Barat dan Timur masing-masing adalah 3,43 dan 3,44.
Informasi lebih lanjut tentang literasi digital dapat diakses melalui info.literasidigital.id.