PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk memisahkan unit bisnis penyedia layanan fixed broadband IndiHome dari induk usaha. Di saat bersamaan, unit bisnis tersebut digabungkan dengan penyedia mobile broadband, Telkomsel, dan membentuk bisnis fixed-mobile convergence (FMC).
Keputusan tersebut diresmikan dalam penandatanganan Perjanjian Pemisahan Bersyarat atau Conditional Spin off Agreement (CSA) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel. Aksi korporasi ini diharapkan akan selesai pada awal kuartal ketiga 2023.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, sejumlah perusahaan di negara-negara lain sudah melakukan aksi penggabungan usaha dan menjalankan konvergensi fixed broadband dan mobile broadband. Konsep FMC ini bahkan sudah dilakukan sejak awal tahun 2000.
"Jadi bagi kami, ini dua usaha yang sangat sehat, tapi kami melihat ke depan kalau digabung menjadi satu kendali akan lebih baik," ujar Ririek dalam sebuah wawancara virtual, Kamis (6/4).
Integrasi layanan fixed broadband dan seluler ini menghadirkan sejumlah keuntungan, tak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi pengguna dan pemerintah. Berikut manfaat dan keuntungan penggabungan usaha dan penerapan konsep FMC :
1. Adanya efisiensi, baik dari sisi belanja modal maupun belanja operasional. Misalnya, dari semula investasi broadband secara terpisah, kini bisa bergabung antara IndiHome dan Telkomsel, sehingga belanja modal lebih irit. Belanja operasional pun lebih efisien tanpa adanya duplikasi operasi bisnis.
2. Ada potensi sinergi maupun peningkatan pendapatan yang bisa diperoleh perusahaan. Hal ini bisa jadi berasal dari mekanisme cross selling, bundling, akuisisi, dan bentuk bisnis lainnya.
3. Integrasi bisnis ini juga bermanfaat bagi para pelanggan, karena mereka jadi punya banyak pilihan dengan adanya layanan yang lebih andal. Pelanggan yang menggunakan kedua layanan juga dapat melakukan pembayaran bill bersama secara lebih mudah.
4. Penggabungan usaha membuat layanan fixed broadband dan wireless bisa saling mendukung satu sama lain, serta mengurangi risiko jaringan terhenti atau down.
5. Mempercepat terwujudnya penetrasi home broadband di Indonesia. Dengan demikian, inklusi digital dapat lebih cepat terealisasi sesuai target pemerintah.