Serangan Hacker Meroket, Baru 17% Bisnis Asia Tenggara yang Bersiap

123rf/maksim shmeljov
Ilustrasi hacker
Penulis: Lenny Septiani
17/4/2023, 12.21 WIB

Serangan siber ke Asia Tenggara melonjak, terutama di Singapura. Namun baru 17% perusahaan di regional yang memitigasi serangan peretas (hacker).

Perusahaan keamanan siber yang berbasis di Rusia, Kasperky mencatatkan peningkatan jumlah situs atau web di Asia Tenggara yang diblokir 45% menjadi 13.381.164 tahun lalu. Rincian peningkatan serangan hacker per negara sebagai berikut:

  • Singapura naik 329% menjadi 889.093 serangan hacker ke web yang diblokir
  • Malaysia naik 197%
  • Thailand naik 63%
  • Indonesia naik 46%
  • Filipina naik 29%
  • Vietnam turun 12% menjadi 2.485.168 insiden ancaman web

General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong mengatakan, sebagian besar serangan siber atau hacker berhasil karena dua kelemahan utama, yakni:

  1. Kesalahan manusia
  2. Kesalahan teknis

“2023 akan menjadi tahun pertama perbatasan dan pasar dibuka kembali sepenuhnya, kami mendorong perusahaan di wilayah ini mengalokasikan anggaran dan sumber daya dalam memperkuat pertahanan siber,” kata Yeo dikutip dari keterangan pers, Senin (17/4).

Baru 17% Perusahaan Asia Tenggara Mitigasi Hacker

Satu dari empat perusahaan (27%) secara global mengalami pelanggaran data yang menelan biaya US$ 1 – US$ 20 juta atau lebih dalam tiga tahun terakhir, menurut PwC’s annual Global Digital Trust Insights Survey.

Data itu berdasarkan survei terhadap lebih dari 3.500 eksekutif senior di 65 negara. Di Asia Tenggara, PwC’s Digital Insights Survey: A Southeast Asia Perspective mengumpulkan pandangan dari 122 eksekutif bisnis, teknologi, dan keamanan siber.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani