BSSN Dampingi Pemerintah Hadapi Kasus Dugaan Data Paspor Bocor

ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.
Petugas berjaga di depan gedung Kantor Badan Siber dan Sandi Negara, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/9/2022).
Penulis: Lavinda
7/7/2023, 13.24 WIB

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) masih dalam proses melakukan asistensi penanganan insiden atas dugaan kebocoran data paspor 34 juta milik Warga Negara Indonesia.

Hal itu menjadi bagian dari koordinasi yang dilakukan BSSN dengan pihak-pihak terkait, di antaranya: Tim Pusat Data Nasional Kementerian Komunikasi dan Informatika atau PDN Kominfo, Direktorat Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Kominfo, CSIRT Kemenkumham, Pusdatin Kemenkumham, serta Direktorat Jenderal Imigrasi.

"Hingga saat ini tim teknis BSSN bersama dengan tim teknis Kemenkumham sedang mendampingi penanganan insiden, validasi dan investigasi atas dugaan insiden kebocoran data paspor WNI tersebut," kata Juru Bicara BSSN Ariandi Putra seperti dikutip Antara, Jumat (7/7 ).

Selain investigasi data, BSSN dan Kemenkumham juga menjalankan beberapa langkah mitigasi risiko, sehingga data yang ada tetap terjaga dan tidak mengganggu layanan terkait.

Di samping itu, BSSN mengimbau pada penyelenggara sistem elektronik atau PSE dan ekosistem terkait lainnya untuk bisa meningkatkan keamanan data pribadi yang dimilikinya agar tidak terserang kejahatan siber.

"BSSN mengimbau kepada seluruh penyelenggara sistem elektronik, pengendali data pribadi, dan subjek data pribadi untuk senantiasa meningkatkan keamanan data pribadi dan sistem elektronik yang dioperasikan," ujar Ariandi.

Sebelumnya, pada Rabu (5/6) Kominfo mengeluarkan pernyataan terkait dengan penanganan dugaan data paspor milik 34 juta Warga Negara Indonesia (WNI).

Kominfo pada saat itu mengungkapkan tim koordinasi belum dapat menyimpulkan telah terjadi kebocoran data.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong juga menyebutkan bahwa didapati perbedaan struktur data antara yang ditaruh di Pusat Data Nasional (PDN) dengan data yang diduga bocor.

Penelusuran awal bermula setelah praktisi keamanan siber Teguh Aprianto mencuit di twitter @secgron menyebut bahwa Data Paspor 34 juta WNI telah diretas.

Teguh menjelaskan, data informasi yang bocor di antaranya adalah nomor paspor, tanggal berlaku paspor, nama lengkap, tanggal lahir, dan jenis kelamin serta diketahui bahwa data tersebut dijual seharga 10 ribu dolar AS atau sekitar Rp150 juta.

Terdapat pula informasi mengenai kapasitas data compressed dan uncompressed sebesar 4GB, jumlah data sebesar 34.900.867, dibobol pada Juli 2023, format CSV, dan negara asal yaitu Indonesia.