Ganjar - Mahfud Janjikan Internet Gratis, Berikut Perilaku Warganet RI

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) dan Mahfud MD (kanan) menyampaikan keterangan penutup saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024).
Penulis: Lenny Septiani
5/2/2024, 14.03 WIB

Ganjar Pranowo menyinggung soal internet gratis dalam debat capres pada Minggu malam (4/2). Bagaimana masyarakat Indonesia memanfaatkan internet?

Ganjar Pranowo menyampaikan, dirinya dan Mahfud MD menyiapkan 21 program untuk masyarakat Indonesia jika terpilih dalam Pilpres 2024. Salah satu program yang diusung yakni internet gratis.

Ganjar menegaskan bahwa ada 12 ribu lebih desa yang belum mendapatkan akses internet atau blank spot. Padahal Indonesia sedang mendorong ekonomi digital.

"Data BPS menyampaikan kondisi ketimpangan digital ini sangat tinggi di tempat kita. Setuju tidak Bapak untuk memperbaiki ketimpangan digital ini dan bagaimana caranya?" kata Ganjar bertanya kepada Prabowo Subianto dalam debat capres, Minggu malam (4/2).

Sementara itu, Prabowo tetap berfokus menyampaikan dirinya tidak mengatakan bahwa program internet gratis hanya untuk orang yang ‘otaknya lambat’ sebagaimana disebutkan oleh Ganjar.

“Tidak lengkap yang Bapak dengar tentang ucapan saya. Yang saya katakan, mana yang lebih penting antara internet gratis dan makan gratis untuk orang yang perekonomiannya sulit atau miskin,” kata Prabowo menjawab Ganjar dalam debat capres, Minggu (4/2).

Sementara itu, survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII mengungkapkan perilaku masyarakat Indonesia saat menggunakan internet. Berikut rincian konten yang paling sering diakses wargaIndonesia pada 2024 dibandingkan 2023:

  1. Politik, sosial hukum, dan HAM : 40,56% naik dari 24,73%
  2. Olahraga : 32,50% turun dari 34,34%
  3. Infotainment atau gosip : 31,25% turun dari 32,32%
  4. Budaya dan pariwisata : 21,61% turun dari 22,17%
  5. Pendidikan dan IPTEK : 18,53% naik tipis dari 18,46%
  6. Ekonomi, keuangan dan bisnis : 29,32% naik dari 28,98%
  7. Mancanegara : 4,44% turun dari 4,85%
  8. Kesehatan : 27,79% turun dari 36,96%
  9. Tidak tahu : 5,5% turun dari 18,1%

Namun, konten hiburan dan politik merupakan yang paling banyak berupa hoaks. Rinciannya sebagai berikut:

  1. Politik 24,7%
  2. Infotainment atau gosip 15,27%
  3. Pemerintahan 10,38%
  4. Ekonomi atau keuangan 10,53%
  5. Pendidikan 2,58%
  6. Kesehatan 6,78%
  7. Keagamaan 8,18%
  8. Internasional 1,53%
  9. Bencana 8,56%

Ketua Umum APJII Muhammad Arif menyampaikan, media sosial menjadi saluran yang paling sering ditemukan informasi hoaks. Rinciannya sebagai berikut:

  • Media sosial 59,75%
  • Media komunikasi seperti WhatsApp 29,12%
  • Situs berita 11,12%

Padahal, penggunaan media sosial khususnya berbasis video melonjak. Rinciannya sebagai berikut:

  • Musik online 56,07% naik dari 48,29%
  • Video online 76,31% naik dari 55,92%
  • Radio online 3,07% turun dari 3,24%
  • Game online 18,40% turun dari 23,02%
  • TV berbasis internet 11,02% turun dari 12,71%
Reporter: Lenny Septiani