Pembuat ChatGPT yakni OpenAI meluncurkan teknologi baru berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence bernama Sora. AI ini memungkinkan pengguna membuat video hanya dari perintah teks.

Sora dapat menghasilkan video berdurasi hingga satu menit dengan tetap mempertahankan kualitas visual dan sesuai perintah teks.

OpenAI menyatakan bahwa Sora mampu menghasilkan adegan yang kompleks dengan banyak karakter, jenis gerakan tertentu, serta detail akurat dari subjek dan latar belakang. 

Tidak hanya perintah teks dari pengguna, Sora disebut bisa memahami keadaan di dunia fisik.

Model AI itu memiliki pemahaman bahasa yang mendalam, sehingga memungkinkan untuk menafsirkan prompt secara akurat dan menghasilkan karakter yang memikat, serta mengekspresikan emosi yang hidup. 

“Sora juga dapat membuat beberapa bidikan dalam satu video yang dihasilkan yang secara akurat mempertahankan karakter dan gaya visual,” kata OpenAI melalui laman resmi, Jumat (16/2).

OpenAI mengatakan bahwa Sora masih kesulitan menyimulasikan secara akurat suatu adegan yang kompleks. Selain itu, tidak memahami contoh sebab dan akibat yang spesifik. 

Misalnya, seseorang menggigit kue. Tetapi setelah itu, kue tersebut tidak memiliki bekas gigitan. Selain itu, kesulitan mendeskripsikan peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu secara tepat seperti mengikuti alur pengambilan gambar lewat kamera tertentu.

Pembuat ChatGPT itu baru menyediakan AI Sora bagi pakar IT, peneliti konten, seniman visual, desainer, dan pembuat film. Ini bertujuan mendapatkan umpan balik untuk meningkatkan kualitas dan keamanan platform.

“Kami berencana menyertakan metadata C2PA di masa depan jika menerapkan model ini dalam produk OpenAI,” ujar perusahaan.

Selain mengembangkan teknik baru, OpenAI akan memanfaatkan metode keamanan yang sudah dibuat seperti yang ada pada DALL-E 3.

Pengklasifikasi teks akan memeriksa dan menolak permintaan input teks yang melanggar kebijakan penggunaan seperti kekerasan ekstrem, konten seksual, citra kebencian, kemiripan dengan selebriti, atau IP orang lain. 

“Kami juga mengembangkan pengklasifikasi gambar yang kuat untuk meninjau bingkai setiap video yang dihasilkan,” ujar OpenAI. Ini bertujuan memastikan video sesuai dengan kebijakan penggunaan.

Reporter: Lenny Septiani