Raksasa cip dunia seperti Intel dan Bosch membangun pabrik di Malaysia, sedangkan GlobalFoundries di Singapura. Bagaimana tanggapan Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo soal pabrik cip di Indonesia?
Produsen cip terbesar di dunia seperti Intel, Bosch, Infenion Jerman, dan GlobalFoundries mengumumkan beberapa investasi miliaran dolar di Malaysia dan Singapura.
Sementara itu, Indonesia memiliki pabrik cip di Batam yakni PT Infineon Technologies. Ini merupakan perusahaan asal Jerman yang masuk ke Tanah Air sejak 1996.
Perusahaan itu berdiri di atas lahan 83 ribu meter persegi atau setara dengan 11 lapangan bola. PT Infineon Technologies Batam terletak di kawasan Batamindo Industrial Park, Batam.
PT Infineon Technologies Batam ekspansi area produksi dengan membeli real estate dari PT Unisem di Kawasan Industri Batamindo Industrial Park pada 2022. Ini untuk memenuhi permintaan cip yang meningkat.
Permintaan cip melonjak di tengah tren kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Di tengah tren ini, Malaysia dan Singapura meraih investasi dari raksasa produsen cip dunia.
Infenion Jerman bahkan mengumumkan dua investasi miliaran euro untuk pabrik cip di Malaysia.
Ketika ditanya soal ada tidaknya rencana pembangunan pabrik cip lain di Indonesia, Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria mengatakan pemerintah terbuka bagi perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan atau memproduksi.
"Kami welcome saja kalau ada yang mau membangun pabrik atau lainnya," kata Nezar kepada media usai acara IBM Indonesia AI for Business Leaders Summit 2024, di Jakarta, Rabu (6/3).
Nezar mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alam yang mengumpuni untuk membuat cip seperti timah dan kandungan kimia lainnya.
Menurut dia, hilirisasi digital Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. "Hanya perlu dikolaborasikan dengan industri yang ingin mengembangkan cip atau infrastruktur pendukung teknologi digital termasuk AI," kata dia.
Malaysia dan Singapura Raup Untung dari Perang Cip AS - Cina
Malaysia dan Singapura meraup untung dari perang cip antara Amerika dan Cina. Tiongkok menggandeng Malaysia untuk merakit sebagian cip kelas atas.
“Semakin banyak perusahaan desain semikonduktor Cina yang memanfaatkan perusahaan-perusahaan Malaysia untuk merakit sebagian cip kelas atas mereka,” kata beberapa sumber Reuters, dikutip akhir tahun lalu (18/12/2023).
Korporasi Cina meminta perusahaan-perusahaan pengemasan cip Malaysia untuk merakit unit pemrosesan grafis atau GPU. Kerja sama ini mencakup perakitan, bukan fabrikasi wafer cip, sehingga tidak melanggar batasan Amerika.
Dua sumber menyampaikan, perusahaan Cina membutuhkan pasokan cip seiring meningkatnya permintaan layanan berbasis AI. Layanan berteknologi canggih ini membutuhkan cip kelas atas.
Pengemasan cip canggih dapat secara signifikan meningkatkan kinerja cip. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan Cina menggandeng korporasi Malaysia.
Malaysia dinilai tepat mendiversifikasi perakitan cip bagi perusahaan Cina. Sebab, negara ini dianggap memiliki hubungan baik dengan Cina, biaya produksi terjangkau, tenaga kerja berpengalaman, dan peralatan canggih.
Selain itu, Intel membuat pabrik cip di Penang, Malaysia sejak 1972. Salah satu produsen cip terbesar di dunia juga memiliki dua pabrik lain di negara tetangga Indonesia ini.
Lalu, Bosch telah membuat pusat pengujian cip dan sensor di Penang, Malaysia dengan biaya 65 juta euro. Perusahaan juga menargetkan investasi baru 285 juta euro di negara ini.
Infineon Jerman pun mengatakan pada Agustus 2023 bahwa mereka akan menginvestasikan € 5 miliar atau sekitar US$ 5,4 miliar untuk memperluas pabrik cip daya di Malaysia. Pada 2021, pembuat cip Amerika Intel mengumumkan akan membangun pabrik pengemasan cip canggih US$ 7 miliar di Malaysia.
Selain Malaysia, perusahaan-perusahaan Cina menggali bisnis di negara lain. Pada 2021, perusahaan perakitan dan pengujian cip terbesar ketiga di dunia, JCET Group menyelesaikan akuisisi fasilitas pengujian canggih di Singapura.
Negara-negara lain seperti Vietnam dan India juga berusaha untuk memperluas lebih jauh ke dalam layanan manufaktur cip. Kedua negara itu berharap dapat memikat klien yang ingin meminimalkan risiko geopolitik Amerika - Cina.
Produsen chip asal Amerika Serikat GlobalFoundries akan membangun pabrik semikonduktor baru di Singapura dengan nilai investasi US$ 4 miliar. Pabrik bakal dibangun seluas 23 ribu meter persegi.
Pabrik cip itu diperkirakan memiliki kapasitas produksi 450 ribu wafer berukuran 300 milimeter per tahun pada 2025 hingga 2026.
GlobalFoundries sudah memiliki dua pabrik cip di Singapura. Masing-masing memproduksi 720 ribu wafer 300 mm dan 692.000 wafer 200 mm per tahun. Cip ini digunakan untuk mobil dan teknologi 5G.
GlobalFoundries merupakan perusahaan cip terbesar ketiga di dunia dari sisi pendapatan, menurut penyedia intelijen pasar TrendForce. Peringkat perusahaan ini di bawah TSMC Taiwan dan Samsung Electronics Korea Selatan.
Salah satu klien terbesar GlobalFoundries yakni Qualcomm, yang memproduksi cip Snapdragon untuk ponsel Xiaomi, Samsung, Realme, Vivo hingga OPPO.