Amazon melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK terhadap ratusan karyawan bisnis komputasi awan atau Amazon Web Services (AWS). Divisi yang terkena dampak di unit teknologi toko fisik, unit penjualan dan pemasaran.
"Kami mengidentifikasi beberapa area yang ditargetkan dalam organisasi yang perlu dirampingkan agar dapat terus memfokuskan upaya pada area strategis utama yang kami yakini akan memberikan dampak maksimal," kata Juru Bicara AWS dalam pernyataan pers, dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (5/4).
"Kami tidak mengambil keputusan ini dengan mudah, dan kami berkomitmen untuk mendukung para karyawan selama masa transisi mereka ke peran baru di dalam dan di luar Amazon," Juru Bicara Amazon menambahkan.
Unit AWS Amazon disebut mengalami perlambatan pertumbuhan penjualan dalam beberapa kuartal terakhir, karena banyak klien memangkas belanja cloud di tengah kenaikan suku bunga bank.
PHK di tim teknologi toko AWS dilakukan setelah Amazon mengatakan akan menghapus sistem kasir tanpa kasir di toko-toko Fresh di Amerika Serikat.
Unit AWS yang terkena dampak mencakup tim yang mengawasi teknologi tanpa kasir yang disebut Just Walk Out, gerobak pintar Dash, dan teknologi pembayaran berbasis telapak tangan Amazon One.
Tim teknologi toko dipindahkan dari grup ritel Amazon dan dilebur ke divisi komputasi awan pada 2022.
Juru bicara AWS mengatakan, perusahaan memutuskan untuk PHK pada divisi teknologi toko sebagai akibat dari pergeseran strategis yang lebih luas dalam penggunaan beberapa aplikasi di toko-toko yang dimiliki oleh Amazon dan pihak ketiga.
Amazon mulai melakukan PHK massal pada akhir 2022 dan berlanjut hingga 2023. Amazon melakukan PHK terbesar dalam sejarahnya, dengan memangkas lebih dari 27 ribu pekerjaan di hampir semua area perusahaan.
Sejauh ini tahun ini, Amazon telah memberhentikan karyawan di unit Twitch, Audible, Buy with Prime, dan Prime Video serta MGM Studios.