Starlink memberikan diskon 40% untuk penjualan perangkat di Indonesia hingga 10 Juni. Perusahaan milik Elon Musk ini membantah adanya praktik predatory pricing.

Menurut Organization for Economic Co-Operation and Development atau OECD, predatory pricing merupakan strategi perusahaan menetapkan harga sangat rendah atau di bawah rerata pasar, dalam jangka waktu tertentu.

“Sama sekali tidak ada predatory pricing. Promosi yang dilakukan oleh Starlink hal wajar yang diperbolehkan oleh hukum,” kata Tim legal Starlink Krishna Vesa kepada media usai Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU di kantor KPPU di Jakarta, Rabu (29/5).

Starlink memberikan diskon 40% untuk pembelian perangkat di Indonesia hingga 10 Juni. “Penawaran early adaptor, berakhir 10 Juni. Harga perangkat dari Rp 7,8 juta menjadi Rp 4,68 juta,” kata Starlink dalam laman resmi.

Starlink Indonesia juga menyediakan layanan uji coba 30 hari untuk konsumen perumahan dan perkantoran, serta dua minggu untuk kapal dan mobilitas darat.

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, perangkat Starlink lebih mahal ketimbang operator seluler lokal sekalipun didiskon 40%. Harga perangkat Telkomsel Orbit misalnya, sebagai berikut:

  1. Orbit Star A1: Rp 479.000
    • Kecepatan rata-rata: 15 Mbps
    • Koneksi: Hingga 32 perangkat
    • Bonus: 150 GB data internet
  2. Orbit Star 2: Rp 629.000
    • Kecepatan rata-rata: 15 Mbps
    • Koneksi: Hingga 32 perangkat
    • Bonus: 150 GB data internet
  3. Orbit Star Z1: Rp 599.000
    • Kecepatan rata-rata: 15 Mbps
    • Koneksi: Hingga 32 perangkat
    • Bonus: 150 GB data internet
  4. Orbit Pro: Rp 1.139.000
    • Kecepatan rata-rata: 21,6 Mbps
    • Koneksi: Hingga 64 perangkat
    • Bonus: 150 GB data internet
  5. Orbit Pro H1: Rp 1.699.000
    • Kecepatan hingga 33 Mbps
    • Koneksi: Hingga 64 perangkat
    • Bonus: 150 GB data internet
  6. Orbit Max H1: Rp 2.199.000
    • Kecepatan hingga 50 Mbps
    • Koneksi: Hingga 64 perangkat
    • Bonus: 150 GB data internet

Akan tetapi, harga internet Starlink Rp 750 ribu per bulan dengan kecepatan internet tembus 360 Mbps atau Mega bit per detik di Bandung Barat dan rata-rata 250 Mbps, tergolong lebih murah ketimbang operator seluler lain yang menawarkan rerata 50 Mbps.

Harga internet Starlink hampir mirip dengan First Media yang menyediakan layanan dengan kecepatan 250 Mbps dan dibanderol Rp 776.445.

Predatory pricing diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Selain itu, diatur dalam Peraturan KPPU.

Dugaan praktik predatory pricing dapat diajukan ke KPPU. Komisi akan menindaklanjuti aduan dengan melakukan penyelidikan awal, pemeriksaan lanjutan, keputusan, dan pemberian sanksi.

Sanksi bisa berupa denda, perintah penghentian praktik predatory pricing, dan tindakan korektif lainnya yang bertujuan memulihkan kondisi persaingan yang sehat di pasar.

Reporter: Lenny Septiani