Aktivitas kejahatan siber di Telegram naik 53% selama Mei – Juni dibandingkan tahun lalu, menurut analisis Kaspersky Digital Footprint Intelligence. Di Indonesia, platform tengah disorot terkait judi online dan terancam diblokir.
Kaspersky mengatakan, penjahat siber mengoperasikan saluran dan grup di Telegram untuk mendiskusikan skema penipuan, mendistribusikan data bocor, dan memperdagangkan berbagai layanan kriminal, seperti pencairan dana, pemalsuan dokumen, layanan serangan DDoS, dan lainnya.
“Meningkatnya minat terhadap Telegram dari komunitas penjahat dunia maya didorong oleh beberapa faktor utama,” kata analis di Kaspersky Digital Footprint Intelligence Alexei Bannikov, dalam keterangan pers, Senin (1/7).
Faktor pendorong meningkatnya aktivitas kejahatan siber di Telegram yakni:
- Telegram sangat populer secara umum. Menurut CEO Telegram Pavel Durov, audiens mencapai 900 juta pengguna bulanan.
- Telegram dipopulerkan sebagai pengirim pesan paling aman dan independen yang tidak mengumpulkan data pengguna apapun, sehingga memberikan rasa aman dan impunitas bagi pelaku ancaman.
- Menemukan atau membuat komunitas di Telegram relatif mudah
Menurut Alexei, faktor-faktor tersebut memungkinkan berbagai saluran, termasuk saluran penjahat dunia maya, untuk mengumpulkan audiens dengan cepat.
Ia mengatakan, penjahat dunia maya yang beroperasi di Telegram umumnya menunjukkan kecanggihan dan keahlian teknis yang lebih rendah, dibandingkan dengan mereka yang ditemukan di forum dark web.
Selain itu, Telegram tidak memiliki sistem reputasi seperti di forum dark web. Bahkan, banyak penipu di dunia kriminal siber Telegram yang cenderung menipu sesama anggota komunitas.
Kominfo Batal Blokir Telegram
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan, pihak Telegram telah merespons desakan penghapusan konten judi online di platform.
“Kemarin kami meminta tutup, salurannya pun ditutup. Ada jawabannya dari mereka," ujar Semuel di Jakarta, Kamis (27/6).
Sebelumnya, Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria menjelaskan kelanjutan komunikasi yang dijalin dengan Telegram terkait konten judi online. Kominfo telah melayangkan tiga surat peringatan.