Apple akan merilis fitur kecerdasan buatan alias AI mereka yang bernama Apple Intelligence. Meski belum ada kabar soal tarif yang dikenakan, namun perusahaan teknologi tersebut berpeluang mengenakan tarif kepada pengguna fitur tersebut.

Pakar mengatakan Apple berpotensi membebankan US$ 20 atau Rp 320 ribu pada pengguna atas biaya fitur berbasis kecerdasan buatan alias AI. Ini lantaran Apple tengah berusaha meningkatkan pertumbuhan di bidang jasa.

Apple mengumumkan sistem AI-nya pada Juni lalu. Dengan sistem ini, mereka berencana memperkuat program asisten suara Siri, termasuk kemampuan pembuatan email dan gambar otomatis.

Meski fitur ini bakal diluncurkan bertahap, Apple bisa menagih biaya langganan untuk layanan yang lebih canggih.  Analis Counterpoint Research, Neil Shah, menyebut investasi di AI sangatlah mahal dan Apple ingin melimpahkan biayanya pada pengguna.

 “Akan lebih menguntungkan kalau Apple membebankan biaya perangkat lunak dan layanan lewat model langganan Apple One,” kata Shah, dialnsir dari CNBC, Selasa (13/8).

 Biaya berlangganan Apple One sebesar US$ 19.95 atau sekitar Rp 320 ribu. Dengan berlangganan, pengguna bisa mengakses berbagai layanan Apple seperti Apple Music.

Menurut Shah, Apple bisa menagih US$ 10 hingga US$ 20 atau setara Rp 160 ribu hingga Rp 320 ribu. Biaya ini digunakan untuk Apple Intelligence, yang bisa menjadi jadi bagian Apple One, yang menawarkan fitur AI premium.

Per Juni lalu, lini bisnis layanan Apple menghasilkan US$ 24,2 miliar atau sekira Rp 387,2 triliun. Hal ini unik karena tidak banyak perusahaan perangkat keras memperoleh angka sebesar ini dalam monetisasi perangkat lunak mereka.

 “Alhasil, ia menjadi preseden bagi pengguna kalau mereka harus membayar lebih untuk layanan premium,” kata Kepala Riset CCS Insight, Ben Wood. .

 Oleh sebab itu, menurutnya Apple memilih untuk menagih biaya untuk fitur yang lebih canggih dalam Apple Intelligence. Wood juga mengatakan Apple Intelligence bisa jadi menawarkan layanan berlangganan yang digabung dengan layanan lainnya, dalam satu harga.

 “Tapi di sisi lain, Apple juga bakal enggan mengurangi pendapatan dari langganan produk individual,” ujar Wood.

Perusahaan teknologi kerap menagih biaya untuk jasa AI mereka. OpenAI, misalnya, mengenakan biaya berlangganan untuk ChatGPT yang lebih canggih. Microsoft juga membebankan biaya untuk AI Copilot mereka .

Saingan terbesar Apple, Samsung, mulai meluncurkan layanan kecerdasan buatan bernama Galaxy AI. Kendati demikian, Samsung masih mempertimbangkan berbagai model pendapatan untuk perangkat lunaknya.

 Neil Shah menjelaskan, AI memberi kesempatan pada Apple untuk mengunci pengguna setianya. Pasalnya, Apple Intelligence bakal mempelajari perilaku pengguna dan hasilnya akan lebih personal.

 Menurut Shah, semakin sering penggunaan AI, maka sistem tersebut akan semakin memahami penggunanya. Makin lama, penggunanya akan terjebak dalam layanan tersebut, karena ia tidak bisa membawanya dari Apple ke Android.

“Di situlah anda mulai lebih sering menggunakan AI, anda semakin terbiasa, dan di situlah monetisasi Apple terjadi,” kata Shah.

Reporter: Amelia Yesidora