IBM: AI Mampu Bantu Kurangi Jejak Karbon dan Genjot Profit Perusahaan

Istimewa
General Manager IBM Asia Pacific, Hans Dekkers
Penulis: Amelia Yesidora
Editor: Yuliawati
17/9/2024, 12.21 WIB

Penyedia layanan cloud dan kecerdasan buatan, IBM, menyebut kecerdasan buatan alias AI bisa membantu mengurangi jejak karbon perusahaan. Hal ini sejalan dengan target pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 29% di 2030.

“AI bukan hanya suatu alat untuk mengoptimalkan operasional bisnis, tapi juga bisa berperan sebagai katalis perubahan,” kata Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih dalam siaran pers, Selasa (17/9).

Ia menjelaskan ada tiga cara AI dapat membantu mengurangi emisi sekaligus meningkatkan pendapatan perusahaan, yakni:

Efisiensi rantai pasok atau supply chain

IBM menjelaskan rantai pasokan kerap jadi penyumbang emisi tertinggi. Hal ini bisa disebabkan karena inefisiensi divisi logistik sehingga produksi berlebihan dan limbah pun meningkat. AI bisa memprediksi permintaan lebih akurat, mengoptimalkan rute logistik, sehingga limbah yang dihasilkan sekaligus biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.

Mengoptimalkan konsumsi energi

Perusahaan bisa mengintegrasikan AI dalam proses pengawasan, sehingga AI bisa menganalisis pola konsumsi energi di berbagai proses operasi. IBM mencontohkan perusahaan Australia bernama Water Corporation yang bermigrasi ke infrastruktur berbasis AI. Mereka berhasil mengurangi emisi karbon sekitar 150 metrik ton per tahun dan menurunkan biaya operasional lebih dari 40%.

Meningkatkan pelaporan dan kepatuhan pada komitmen keberlanjutan perusahaan

AI bisa menyederhanakan proses laporan keberlanjutan dengan menavigasi peraturan yang kompleks. Selanjutnya, AI juga mengotomasi pengumpulan data yang dibutuhkan terkait laporan keberlanjutan, memastikan perusahaan bisa melacak dan menganalisis kinerja, sekaligus mematuhi regulasi yang berubah dalam laporan mereka.

Kendati demikian, studi dari Ecosystem bilang hanya 1% bisnis di ASEAN yang siap sepenuhnya untuk AI. Dalam studi tersebut, 25% perusahaan ASEAN fokus menggunakan AI untuk mengidentifikasi business case dalam proyek awal. Lalu, 22% untuk meningkatkan kualitas data dan 21% meningkatkan keterampilan atau memberikan pelatihan ulang kepada karyawan agar siap menghadapi data.

Reporter: Amelia Yesidora