Pernyataan ‘Pulsa Starlink’ Tuai Sorotan, Begini Cara Berlangganan Starlink?

MobileSyrup
Ilustrasi Starlink
Penulis: Kamila Meilina
Editor: Yuliawati
4/12/2025, 15.50 WIB

Pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengenai penggunaan “pulsa” pada layanan internet Starlink memicu sorotan publik, terutama di tengah polemik pungutan pada layanan darurat di wilayah bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Maruli menyampaikan Kementerian Pertahanan telah mengirimkan puluhan perangkat Starlink ke wilayah terdampak untuk membantu komunikasi. Namun, ia menyebut adanya persoalan terkait biaya layanan.

“Peralatan kami memang, pulsanya kan belum tahu siapa yang mau bayar. Jadi itulah kondisinya, tetapi semangat kami untuk membantu, kami kirimkan berpuluh Starlink ke daerah bencana,” kata Maruli melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (3/12).

Penggunaan istilah pulsa ini menimbulkan perdebatan di media sosial. Banyak netizen menilai layanan Starlink tidak menggunakan pulsa seperti layanan seluler konvensional, melainkan sistem berlangganan bulanan.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Donny Pramono mengatakan Starlink yang dikerahkan berasal dari Satuan Komunikasi dan Elektronika Komando Daerah Militer (Komleksam) XX/TIB dan Kementerian Pertahanan.

"Upaya ini menjadi langkah penting dalam membuka kembali jaringan informasi di wilayah yang sebelumnya terisolasi akibat kerusakan infrastruktur telekomunikasi," kata Donny saat dikonfirmasi.

Donny menjelaskan ada 33 unit perangkat Starlink dari Kemenhan dan lima unit dari Puskomlekad yang telah didistribusikan ke Kodim.

Cara Berlangganan Starlink

Proses berlangganan Starlink di Indonesia sepenuhnya dilakukan secara digital dan tidak melibatkan pulsa prabayar. Berikut mekanismenya:

1. Cek Ketersediaan Layanan

Pengguna perlu mengunjungi situs resmi starlink.com dan memasukkan alamat. Sejak 2024, Starlink telah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil.

2. Pilih Paket Layanan

Starlink menawarkan dua kategori utama:

• Residential (rumah): Kecepatan hingga 200 Mbps. Harga Rp 750.000 per bulan (standar) atau Rp 1.100.000 per bulan (prioritas).

• Roam (mobile): Untuk penggunaan bergerak atau di perjalanan, mulai dari Rp 1.100.000 per bulan.

3. Pesan Perangkat Starlink Kit

Pengguna perlu membeli perangkat antena, router, dan kabel seharga sekitar Rp 8,3 juta termasuk ongkos kirim. Instalasinya bersifat self-install.

4. Buat Akun dan Bayar Secara Digital

Aktivasi dilakukan melalui aplikasi Starlink dengan metode pembayaran kartu kredit/debit atau GoPay.

5. Aktivasi dan Instalasi

Pengguna hanya perlu mengikuti panduan di aplikasi. Pembayaran bulanan diproses otomatis melalui akun yang terdaftar.

Di Indonesia, distribusi perangkat dan dukungan layanan juga dilakukan bersama mitra resmi seperti Data Lake. Total biaya awal berkisar Rp 5 juta untuk perangkat dan bulan pertama layanan. Namun, untuk situasi darurat seperti saat ini, Starlink menyediakan layanan gratis bagi wilayah bencana.

Di tengah upaya pemerintah mempercepat pemulihan jaringan komunikasi, muncul laporan viral bahwa layanan Starlink di daerah bencana justru dikenakan biaya oleh oknum.

Akun X @narraesya menuliskan bahwa temannya di Langsa, Aceh, diminta membayar Rp 20 ribu per jam untuk mengakses Starlink, padahal layanan tersebut seharusnya gratis. Unggahan itu menjadi viral dan telah dilihat lebih dari 1,6 juta kali.

Sumber Katadata.co.id di Langsa menyebutkan pungutan lain berupa biaya Rp 10 ribu per ponsel di sebuah warung kopi yang menyediakan akses Starlink.

Katadata telah berupaya meminta klarifikasi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Aceh, namun hingga Rabu (3/12) kedua lembaga belum memberi pernyataan.

Starlink telah menegaskan semua pelanggan baru maupun lama yang berada di wilayah banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mendapatkan layanan internet gratis hingga akhir Desember.

Dalam penjelasan lengkapnya, kategori yang menerima layanan gratis meliputi:

• Pelanggan aktif: otomatis diperpanjang hingga 31 Desember 2025 tanpa biaya.

• Pelanggan non-aktif: dapat mengaktifkan kembali layanan secara gratis.

• Pelanggan baru: cukup membuat tiket dukungan dengan mengisi pesan “Indonesia Flood Support.”

Starlink juga bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memindahkan terminal ke area prioritas dan memulihkan konektivitas di lokasi bencana.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Kamila Meilina