Badan Penelitian Perserikat Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan peringatan bahwa kondisi lingkungan dunia sudah berada di ambang kritis. Kondisi saat ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pasokan air dan sistem-sistem pendukung kehidupan lainnya.
Melansir dari Reuters, Institut Lingkungan dan Keamanan Manusia (UNU-EHS) dari Universitas PBB juga menyampaikan bahwa perubahan iklim dan penggunaan sumber daya yang berlebihan telah menempatkan dunia di ambang titik kritis. Kondisi tersebut dapat memicu perubahan mendadak dalam sistem penopang kehidupan masyarakat.
“Kita seharusnya bisa memperkirakan hal-hal ini akan terjadi, karena di beberapa area tertentu, hal ini sudah terjadi,” kata peneliti UNU-EHS, Jack O'Connor, penulis utama laporan tersebut, dikutip dari Reuters, Jumat (27/10).
Laporan dari Interconnected Disaster Risks juga mengidentifikasi bahwa dalam beberapa tahun lagi, akan terjadi laju kepunahan yang semakin cepat, mencakup penipisan air tanah, pencairan gletser (bongkahan es) dan panas yang ekstrem.
Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa ada 1 juta tanaman dan hewan yang dapat musnah dalam beberapa dekade. Oleh karena itu, hal itu akan meruntuhkan ekosistem.
Selain itu, menut dia, banyak akuifer terbesar di dunia, seperti di Arab Saudi, India, dan Amerika Serikat yang sudah menipis lebih cepat. Akuifer adalah lapisan yang terdapat di bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air.
"Negara-negara itu sudah menghadapi risiko besar. Limpasan air dari pencairan gletser juga akan menurun,” kata laporan tersebut.
Akuifer adalah lapisan yang terdapat di bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air. Lapisan akuifer mengandung formasi batu-batuan yang mampu melepaskan air dalam jumlah yang banyak. Air yang keluar dalam jumlah banyak mampu membentuk mata air.
"Panas menyebabkan kita mengambil lebih banyak air tanah karena kekeringan," kata salah satu penulis laporan tersebut Caitlyn Eberle.
Caitlyn mengatakan, sudah banyak gletser di Pegunungan Rocky, Himalaya, dan Andes yang menjadi sumber air bagi sungai-sungai dan sistem air tanah, sehingga ketika gletser-gletser itu menghilang, air yang tersedia akan berkurang.
Mengutip dari databoks, perubahan iklim menjadi satu dari sejumlah masalah lingkungan yang disorot berbagai orang di belahan dunia. Ini terlihat dari temuan lembaga riset Ipsos Global yang berkolaborasi dengan perusahaan listrik multinasional Prancis, EDF.
Hasil riset menunjukkan, sebanyak 46% responden menganggap perubahan iklim menjadi isu lingkungan yang mendapat perhatian atau sorotan di negaranya.
Ipsos menyebut, Indonesia masuk ke dalam deretan negara yang telah mengambil pilihan perubahan iklim ekstrem sebagai masalah yang penting dengan perubahan cukup besar,