Aktivis Iklim Greta Thunberg Gerebek RUPS Maskapai Penerbangan

Crispin Hughes/Instagram @gretathunberg
Penulis: Antara
19/3/2024, 11.26 WIB

Sebanyak lima aktivis iklim dari gerakan Fridays for Future, termasuk Greta Thunberg, mengganggu rapat umum pemegang saham (RUPS) Scandinavian Airlines (SAS) di Swedia pada Senin (18/3). Para aktivis tersebut mengatakan bahwa maskapai penerbangan itu memproyeksikan gambaran yang salah tentang kelestarian lingkungan.

Mereka diizinkan menghadiri pertemuan di kantor pusat perusahaan di Frosundavik dekat Stockholm, karena Fridays for Future memegang saham di maskapai tersebut. Peserta lain menuntut agar para aktivis meninggalkan tempat tersebut atau “menghormati agenda tersebut.”

Beberapa aktivis membentangkan spanduk, salah satunya bertuliskan “berhenti berbohong.” Sementara Thunberg berbicara langsung kepada Pemimpin SAS Anko van der Werff tanpa meminta izin.

Dia mengataka,n tidak ada penerbangan yang ramah lingkungan. Dia juga menanyakan apa yang dapat dilakukan SAS untuk mengurangi penerbangannya di tahun-tahun mendatang.

“SAS telah melakukan banyak hal untuk mematuhi Perjanjian Paris dan kami telah bertindak sedemikian rupa agar sejalan dengan pedoman yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Terbang itu penting. Penting untuk menyatukan dunia,” kata der Werff dikutip dari Anadolu.

Greta Thunberg mempertanyakan bagaimana dewan SAS bisa tidur di malam hari sementara orang-orang, menurutnya, sudah sekarat akibat krisis iklim.

"Mengapa Anda tidak menghormati masa depan kami? Mengapa Anda hanya mengandalkan klise? Anda tidak mendengarkan kami atau pada penelitian," katanya.

Thunberg dan kaum muda lainnya dari gerakan tersebut berdemonstrasi di luar sebelum pertemuan tersebut pada Senin pagi. Mereka mengatakan bahwa perusahaan itu tidak memiliki rencana realistis untuk mengurangi emisinya.

Guru Besar Energi dan Perubahan Iklim di Universitas Manchester, Kevin Anderson, mengatakan bahwa pengurangan jumlah penerbangan diperlukan. Penerbangan adalah satu-satunya sektor di mana tidak ada kemungkinan teknis untuk mengurangi total emisi sesuai jadwal anggaran emisi ilmiah yang terkait dengan Perjanjian Paris.

"Satu-satunya pilihan realistis bagi sektor ini untuk melakukan bagiannya secara adil dalam menjaga kenaikan suhu di bawah 1,5 hingga 2 derajat Celcius adalah mengurangi permintaan secara drastis; apa pun yang kurang dari ini hanyalah sebuah penipuan,” katanya dalam siaran pers yang disampaikan bersamaan dengan aksi tersebut.

Fridays for Future adalah gerakan yang dipimpin pemuda yang dimulai pada 2018. Saat itu, Greta Thunberg yang berusia 15 tahun dan aktivis muda lainnya duduk di depan parlemen Swedia, atau Riksdag, di Stockholm setiap hari sekolah selama tiga pekan untuk memprotes kurangnya tindakan terhadap krisis iklim.

Perjanjian Paris adalah perjanjian iklim internasional yang disepakati pada 2015 selama Konferensi Iklim PBB. Perjanjian tersebut menyatakan bahwa kenaikan suhu global harus dijaga di bawah 2 derajat Celcius dan upaya harus dilakukan untuk membatasinya hingga 1,5 derajat Celcius.

Pekan lalu, Fridays for Future berdemonstrasi di luar Riksdag. Thunberg kemudian dibawa pergi oleh polisi.