Bank of America Terbitkan Obligasi ESG untuk Isu Kesetaran Ras di AS

ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly/foc/cf
Bank of America Corp akan mengeluarkan obligasi senilai US$ 2 miliar untuk pemberdayaan keuangan komunitas kulit hitam dan Hispanik-Latik di Amerika Serikat.
Penulis: Sorta Tobing
28/9/2020, 13.08 WIB

Bank of America Corp akan mengeluarkan obligasi senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29 triliun tahun ini. Sebagian besar hasil penerbitannya akan dipakai untuk pemberdayaan keuangan komunitas kulit hitam dan Hispanik-Latik di Amerika Serikat.

Surat utang bertema lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG ini merupakan yang kedelapan diterbitkan perusahaan. Namun, tema soal kesetaraan ras menjadi yang pertama kalinya Bank of America ambil, mengutip dari Reuters, Jumat (25/9).

Pada Juni lalu, bank investasi itu juga menjanjikan membantu komunitas di seluruh AS sebesar US$ 1 miliar untuk mengatasi ketidaksetaraan ekonomi dan ras. Langkah serupa juga dilakukan oleh Citigroup Inc. Perusahaan mengalokasikan US$ 1 miliar untuk membantu menutup kesenjangan kekayaan rasial dan meningkatkan mobilitas ekonomi warga kulit berwarna.

Chief Executive Officer Bank of America Brian Moynihan mengatakan, banyak penelitian menunjukkan perusahaan dengan catatan buruk tentang lingkungan, sosial, dan tata kelola lebih sering gagal daripada yang mendapat skor tinggi. “Anda bisa menghindari 90% kebangkrutan dengan menerapkan ESG selama dekade terakhir,” katanya, dikutip dari Boston Globe.

Bank of America menerbitkan obligasi lingkungan pertamanya pada tahun 2013. Dana yang terkumpul mencapai US$ 500 juta dan ditujukan untuk proyek energi terbarukan dan efisiensi energi. Pada 2019, bank menjual obligasi inisiatif sosial pertamanya. Nilainya mencapai US$ 500 juta untuk mendukung perumahan terjangkau dan pinjaman komunitas berpenghasilan rendah.

Menurut data Bloomberg, Bank of America adalah penerbit terkemuka obligasi ESG. Rencana menerbitkan surat utang senilai US$ 2 miliar merupakan angkanya yang besar. Namun, para analis percaya para investor akan menyerapnya karena permintaan produk ESG sedang menguat.

Halaman: