Kenya Resmi Gabung Aliansi Pembiayaan Campuran Global untuk SDG

Djati Waluyo/Katadata
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan PM Kenya, Musalia Mudavani dalam penandatanganan Aliansi Keuangan Campuran Global atau Global Blended Finance Alliance (GBFA) di Jakarta, Kamis (17/10).
17/10/2024, 16.41 WIB

 Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menindaklanjuti Deklarasi Pemimpin G20 di Bali untuk membentuk Aliansi Keuangan Campuran Global atau Global Blended Finance Alliance (GBFA). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan Indonesia bersama dengan Kenya telah menyepakati terbentuknya GBFA.

"Terima kasih khusus kepada Kenya atas komitmennya untuk menandatangani artikel perjanjian Aliansi Pembiayaan Terencana Global G20 Bali hari ini," ujar Luhut dalam penandatanganan perjanjian pembentukan GBFA dengan Kenya, di Jakarta, Kamis (17/10).

Luhut berharap kesepakatan dua negara ini akan membuat negara lain yang mengakui inisiatif Indonesia pada perhelatan G20 di Bali dapat segera bergabung. Meski begitu, tidak mudah untuk dapat mengajak negara-negara lain untuk dapat bergabung ke dalam keanggotaan GBFA.

"Tetapi saya percaya dengan semangat kebersamaan, kita bisa melakukannya. Artikel perjanjian Aliansi Pembiayaan Terencana Global G20 Bali hari ini sangat, sangat penting," ujarnya.

Luhut mengatakan, pembentukan organisasi ini ditujukan untuk menjawab tantangan Indonesia dan negara berkembang lainya dalam menghadapi tantangan dalam pembangunan berkelanjutan, aksi iklim, dan pertumbuhan yang berkeadilan.

Menurut dia, negara berkembang sangat membutuhkan bantuan finansial dari negara lain untuk menuju net zero emission (NZE). Pasalnya, pendanaan sumber daya publik saja tidak cukup untuk mencapai skala yang dibutuhkan dalam pencapaian SDGs dan aksi iklim.

"Dengan menggabungkan modal dari sektor publik, filantropi, dan sektor swasta, saya pikir Aliansi Pembiayaan Terencana Global G20 Bali dapat meningkatkan investasi, menciptakan pasar baru, dan membuka triliunan dolar yang dibutuhkan untuk menutup kesenjangan pembiayaan," ucapnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, GBFA dapat menjadi upaya untuk mendukung pembangunan global yang inklusif dan berkelanjutan. Menurutnya, GBFA juga bisa menjadi ajang bagi kemitraan internasional dalam mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDG's) di negara berkembang, dan mendorong kerja sama selatan-selatan.

"Tantangan dunia ke depan akan semakin berat, khususnya bagi negara-negara berkembang, baik dari sisi dampak perubahan iklim, krisis ekonomi, krisis pangan, maupun panasnya geopolitik global," ujarnya.

Jokowi mengatakan, tantangan tersebut harus diantisipasi secara bersama-sama oleh berbagai negara melalui kerjasama. Seperti yang diusung dalam Global Blended Finance Alliance. "Di mana semua tantangan tersebut pada akhirnya memperburuk pencapaian SDG's kita," ujarnya.

Ia berharap GBFA akan menjadi platform yang mendorong lebih banyak sumber pembiayaan, khususnya pemenuhan komitmen negara maju, untuk akselerasi pembangunan dan pendanaan iklim.

"Kerja sama ini juga dapat meningkatkan pertukaran pengetahuan, teknologi, dan pembiayaan untuk solusi yang lebih inovatif dan inklusif dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial," ucapnya.

Reporter: Djati Waluyo