Produk reksadana terdiri dari beberapa jenis. Produk reksadana ini memiliki profil risiko yang berbeda untuk investor. Jenis reksadana yaitu reksadana pasar uang (RDPU, reksadana pendapatan tetap (RDPT), reksadana campuran (RDC), reksadana saham (RDS), dan reksadana indeks (RDI).
Jenis reksadana ini memiliki profil risiko berbeda. Contohnya saja RDPU dan RDPT memiliki resiko paling rendah. Investor dapat memilih profil risiko konservatif. Salah satu keuntungan memilih profil konservatif yaitu mendapatkan risiko investasi rendah dan performa stabil.
Perbedaan RDPU vs RDPT
Reksadana Pasar Uang (RDPU)
Pilihan untuk profil risiko konservatif adalah reksadana pasar uang. RDPU memberi kan investasi kecil resiko dan imbal hasil stabil. Dana yang ditempatkan pada investasi ini digunakan untuk modal dan menjaga likuiditas. RDPU memiliki resiko relatif rendah dan fluktuasi pasar rendah.
Manajer Investasi (MI) akan menginvestasikan uang RDPU ke instrumen pasar uang. Contoh instrumen pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi (surat utang), dan deposito.
Beberapa keuntungan yang didapatkan investor yang memilih RDPU sebagai instrumen investasi, antara lain:
1. Resiko Investasi Rendah
RDPU sesuai untuk investor pemula karena resiko relatif rendah. Jangka waktu investasi tergolong cepat yaitu 1 tahun. Dana kelolaan RDPU di investasi pada instrumen pasar uang dan surat utang jangka pendek. Investasi RDPU relatif stabil dan tidak banyak dipengaruhi pasar modal.
2. Likuiditas Tinggi
Mengutip dbs.id, investasi produk reksadana pasar uang punya likuiditas tinggi. Misalnya ketika pasar tidak stabil, anda tetap bisa mencairkan dana. Investasi RDPU tidak dikenakan penalti ketika melakukan pencairan, berbeda dengan deposito.
3. Tidak Dikenakan Pajak
Investor yang memilih RDPU tidak dikenakan pajak untuk profit. Penyebabnya karena keuntungan yang didapatkan dari investasi reksadana bukan objek pajak. Jadi, investor mendapatkan keuntungan penuh untuk investasi.
4. Potensi Keuntungan Terukur
Jangka waktu RDPU lebih pendek yaitu 1 tahun. Investor bisa menghitung potensi keuntungan yang didapatkan. Anda bisa mencoba simulasi untuk menghitung keuntungan RDPU.
Total keuntungan investasi tergantung dari kondisi pasar uang. Investor tidak perlu khawatir karena pasar uang termasuk stabil. Potensi keuntungan pertahun yang didapatkan investor mencapai 3-5% tergantung kondisi pasar.
Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)
Dana pengelolaan investasi RDPT dialokasikan pada surat utang (obligasi). Sekitar 80% dana kelolaan obligasi jatuh tempat kurang lebih 1 tahun. RDPT berkaitan pada tingkat suku bunga dan nilai tukar Rupiah dan USD. Jika suku bunga turun, imbal hasil RDPT akan naik. RDPT bisa dipilih untuk profil risiko konservatif.
Beberapa keuntungan yang didapatkan investor yang memilih RDPT sebagai instrumen investasi, antara lain:
1. Imbal Hasil
Jangka waktu investasi RDPT yaitu 1 sampai 3 tahun, disebut jangka waktu menengah. Imbal hasil RDPT dari keuntungan capital gain dan dividen. Capital Gain adalah keuntungan yang didapatkan investor ketika menjual kembali unit reksadana.
Sedangkan dividen adalah pembagian hasil investasi reguler pada investor hasil RDPT. Tetapi tidak semua produk RDPT memberi fitur pembagian hasil investasi. Potensi keuntungan investasi RDPT lebih tinggi dari RDPU sekitar 4-7% per tahun. Bahkan tingkat imbal hasil lebih tinggi bisa mencapai 9% per tahun.
2. Resiko Rendah
Reksadana pendapatan tetap sama dengan pasar uang. Risiko lebih rendah dan hasilnya cenderung stabil. Namun risiko RDPT lebih tinggi dibanding pasar uang. Penyebabnya karena dana investor dialokasikan di obligasi yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun.
3. Modal Investasi Kecil
Saat ini RDPT dapat dibeli mulai dari Rp 10.000 secara online. Modal investasi rendah juga ada di RDPU.
Itulah perbedaan antara RDPU dan RDPT. Keduanya bisa dipilih untuk profil risiko konservatif atau pemula. Perbedaan keduanya adalah imbal hasil yang lebih tinggi di RDPT. Selain itu jangka waktu investasi RDPT lebih lama yaitu 1-3 tahun.