Miliarder asal Prancis dan pemilik Louis Vuitton-Moët Hennessy (LVMH), Bernard Arnault, berada di posisi puncak orang terkaya dunia sejak pekan lalu. Ia menggeser bos Amazon, Jeff Bezos, dan produsen mobil listrik Tesla, Elon Musk.
Melansir dari daftar Real-Time Billionaires Forbes, Arnault saat ini memiliki harta sebesar US$ 198,4 miliar (sekitar Rp 2.855 triliun) karena moncernya saham LVMH. Saham ini telah naik lebih dari 35% sejak 2021, bahkan 140% dibandingkan posisi terendahnya pada Maret 2020. Arnault memegang 45% kepemilikan saham di perusahaan tersebut.
Di bawah Arnault, orang terkaya dunia berikutnya adalah Bezos, Musk, Bill Gates (pendiri Microsoft), dan Mark Zuckerberg (pendiri Facebook). Berikutnya terdapat Larry Page (pendiri Google), Larry Ellison (pendiri Oracle), Sergey Brin (pendiri Google), Warren Buffet (pendiri dan bos Berkshire Hathaway), dan Francoise Bettencourt Meyers (bos L’Oreal).
Pandemi Covid-19 tidak membuat bisnis modenya hancur. Justru pertumbuhannya kian pesat. LVMH saat ini memegang merek fashion premium, seperti Louis Vuitton (LV), Givenchy, dan Christian Dior.
Pada paruh pertama 2021, melansir dari Forbes, perusahaan mencatat kenaikan pendapatan lebih 56% dibandingkan 2020. Sebagian besar pertumbuhan ini didorong dari lini fashion. “Penjualan di Amerika Serikat dan Asia naik tajam sejak awal tahun,” tulis perusahaan pada akhir Juli lalu.
Arnault ketika itu menyebut periode setengah tahun tersebut sangat luar biasa. “LVMH menuai manfaat dari terus berinovasi dan berinvestasi dalam bisnisnya selama pandemi, meskipun situasi global sedang krisis,” katanya.
Profil Bernard Arnault
Pria berusia 72 tahun ini lahir pada 5 Maret 1949 di Roubaix, Prancis. Melansir dari situs LVMH, nama lengkapnya adalah Bernard Jean Étienne Arnault. Ayahnya, Jean Leon Arnault, merupakan pemilik perusahaan teknik sipil, Ferret-Savinel.
Arnault menyelesaikan pendidikannya di École Centrale Paris dan lulus dengan gelar sarjana teknik pada tahun 1971. Ia mulai memupuk kekayaannya pada 1971, dengan bekerja di Ferret-Savinel. Kemudian, dia menjadi presiden direktur menggantikan ayahnya pada 1979.
Untuk mengembangkan bisnisnya, pada 1984 Arnault bersama Antoine Bernheim mengakuisisi perusahaan tekstil, Boussac Saint-Frères, yang akan bangkrut. Boussac ketika itu memiliki beberapa bisnis yang salah satunya adalah rumah mode Christian Dior.
Arnault kemudian menjual semua aset Boussac, kecuali Christian Dior dan Le Bon Marché. Pada 1987, ia diundang untuk berinvestasi di LVMH atau Louis Vuitton SA oleh pimpinan perusahaan, Henri Racamier.
Dia mengambil alih LVMH dan menjadi CEO pada 1989 setelah menguasai mayoritas sahamnya. Setelah itu, Arnault mulai melakukan ekspansi dengan mengakuisisi banyak perusahaan mode mewah selama periode 1990-an.
Selain di LVMH, Arnault juga merupakan Presiden Dewan Direksi Groupe Arnault SE, perusahaan induk keluarganya. Ia menikah dan memiliki lima anak. Pemerintah Prancis memberikan gelar kehormatan Grand Officier de la Légion d'Honneur dan Commandeur des Arts et des Lettres untuknya.
Sejak dipimpin oleh Arnault, perusahaan LVMH kemudian memiliki lebih dari 70 anak perusahaan, termasuk Christian Dior, Louis Vuitton,Tiffany & Co, TAG Heuer, dan Fresh.
Majalah kecantikan Women’s Wear Daily menyebut Arnault dengan sebutan “Pope of Fashion” alias Paus Mode karena jasanya menghidupkan kembali minat pada rumah mode tradisional di abad ke-21.
Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)