Dua pendiri PT Indonesia Digital Identity (VIDA), Sati Rasuanto dan Gajendran Kandasamy baru saja terpilih sebagai Endeavour Entrepreneur (EE) nomor 81 dan 82 dalam "60th Virtual Local Selection Panel" (LSP) yang diberikan oleh Endeavour Indonesia.
VIDA sendiri merupakan startup penyedia identitas digital asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2018 untuk menyediakan verifikasi identitas, tanda tangan digital, dan produk otentikasi yang kuat baik untuk bisnis dan individu.
Penyelenggara sertifikasi elektronik (PSrE) atau certification authority (CA) yang terdaftar dan berinduk di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) ini memberikan layanan digital lintas industri seperti jasa keuangan, e-commerce, transportasi, telekomunikasi dan juga kesehatan.
Menanggapi penghargaan tersebut, Sati Rasuanto yang merupakan CEO & CO-Founder VIDA sejak September 2019 menjelaskan harapannya agar gelar ini tak hanya dapat menginspirasi founder lainnya, tetapi juga meningkatkan ekonomi serta sosial yang dihadirkan oleh teknologi identitas digital.
Sati mengatakan misi VIDA adalah agar layanan yang dikembangkannya dapat dirasakan oleh segenap masyarakat Indonesia, "Mulai dari kemudahan mengakses layanan keuangan secara digital, bekerja remote secara mudah, hingga memperoleh layanan kesehatan dan asuransi secara mudah,” katanya.
Sebelumnya, Sati pernah menjabat sebagai Managing Director pendiri Endeavour Indonesia. Organisasi mendukung jaringan global pengusaha berdampak besar dengan membantu mereka meningkatkan kepemimpinan dan perusahaan yang menghubungkan mereka ke jaringan, pengetahuan, bakat, dan investor.
Wanita kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1977 ini membangun kariernya di sektor publik. Ayahnya, Bur Rasuanto, merupakan jurnalis senior yang dulu ikut memimpin Majalah Tempo. Kesuksesan pendidikan dan karier Sati tak lepas dari orang-orang yang mengispirasinya.
Orang-orang kreatif dan inovatif serta orang-orang yang menghadapi banyak tantangan tetapi tetap bisa melakukan sesuatu adalah sumber inspirasinya, seperti ayahnya. Ayah Sati besar sebagai anak yatim dari keluarga petani di sebuah kampung tetapi bisa meraih hadiah sastra pada umur 22 tahun.
Sebelumnya, Sati juga pernah mulai bekerja untuk World Bank, di mana dia secara berkala memegang beberapa posisi, mulai dari energy and financial specialist pada Juli 2005-Juli 2007, hingga Advisor to the Country Director pada Agustus 2007-Agustus 2009.
Sati juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pada Oktober 2009-Desember 2011. Dia membantu membentuk agenda pembangunan Indonesia dan merumuskan strategi untuk meningkatkan arus investasi ke dalam negeri.
Pada Mei 2011-Juli 2014 Sati menjabat sebagai Founding Managing Editor Strategic Review, sembari dia menjadi Co-founder dan Managing Director Endeavor Indonesiap pada Februari 2012-Maret 2019.
Dilihat dari pendidikannya, Sati Rasuanto mendapat gelar master dari University of Melbourne pada studi Financial Management pada 2002-2003.
Sementara itu, tak banyak sumber yang mengulik biodata Gajendran Kandasamy. Namun, dia adalah sosok berpengaruh di dalam perusahaan VIDA. Dia menyatakan bahwa peran VIDA selama ini sebagai trusted partner bagi para pelaku teknologi terkemuka di Indonesia maupun global menunjukkan pentingnya digital trust yang selama ini dibawa VIDA dalam berbagai layanannya.
Dia menjabat sebagai Chief Product & Information Officer (CPIO) & Co-Founder VIDA sejak September 2019. Sebelumnya, Gajendran Kandasamy bekerja sebagai Advisor VIDA, dan Chief Information Officer perusahaan fintech Indonesia, Xendit.