Venteny Fortuna International akan memulai periode penawaran sahamnya pada Jumat (9/12). Menggunakan ticker saham VTNY, perseroan menawarkan 939,7 juta lembar sahamnya atau setara 15% dari modal ditempatkan perseroan. Dalam prospektus disebutkan bahwa Venteny adalah satu-satunya platform one stop solution yang terintegrasi untuk segala kebutuhan perusahaan dan karyawan.
Untuk mencapai visi tersebut, Venteny membuat ekosistem employee superapp yang menawarkan empat layanan. Pertama, program teknologi keuangan (V-Nancial) di mana Venteny bisa memberikan pinjaman pada penggunanya, melalui kerjasama dengan lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Karyawan pun bisa mengakses layanan earned wage access untuk menarik gaji sebelum tanggal gajian.
Kedua, program pendidikan alias V-Academy. Pengguna bisa mengakses konten edukasi di aplikasi, sesuai dengan skill yang dibutuhkan. Ketiga, program asuransi melalui Venteny Insurance & Protection Program alias VIP. Jenis asuransi yang ditawarkan mulai dari asuransi kesehatan, kecelakaan, kerja, gawai, dan lainnya.
Keempat, layanan gaya hidup bernama V-Merchant. Venteny memiliki e-wallet khusus yang sudah menggunakan sistem QRIS untuk digunakan pada merchant mitra, mulai dari kategori makanan minuman, kebersihan dan kesehatan, hingga kebutuhan pokok.
“Per hari ini, VENTENY sudah beroperasi di tiga negara, yaitu Filipina, Singapura, dan Indonesia dengan lebih dari 200.000 pengguna di Filipina dan lebih dari 250.000 pengguna di Indonesia,” tulis laman perusahaan.
SuperApp Asal Filipina didirikan Warga Jepang
Perusahaan ini awalnya berdiri di Manila, Filipina pada 2015 dengan nama Venteny Inc. Setahun berselang, tepatnya pada Agustus 2016 Venteny mendirikan kantor pusatnya di Singapura. Venteny pun berhasil melayani lebih dari 800.000 karyawan pada 2017 berkat kemitraan dengan Contract Center Association of Philippines. Di tahun yang sama, perseroan memperluas layanan peminjaman dengan mendirikan Deltapeak Lending Inc.
Venteny mulai masuk ke Tanah Air pada Oktober 2018 dengan mendirikan Venteny Matahari Indonesia. Menurut keterangan di laman resmi, Venteny berhasil beroperasi dengan efektif dan efisien pada awal 2019, hingga bertahan melewati pandemi. Dengan kondisi tersebut, Venteny pun mendirikan holding company.
Perusahaan induk, Venteny Fortuna International, pun akhirnya berdiri pada Januari 2021 di Indonesia. Sebelumnya, kantor pusat Venteny berada di Singapura, namun karena bisnis terbesar perseroan ada di Indonesia, lokasi kantor pun dipindahkan. Pada tahun ini juga lah Venteny meluncurkan employee superapp dengan fitur yang berfokus pada manajemen sumber daya manusia.
Adapun pendiri Venteny adalah seorang warga negara Jepang bernama Junichiro Waide, yang juga Direktur Utama Venteny sejak Agustus 2022. Kini, ia adalah pemegang saham Venteny terbanyak dengan porsi 24,5% atau setara 1,3 miliar lembar saham.
Waide merupakan alumni jurusan Manajemen dari Northeastern University, Amerika Serikat yang lulus pada 2005. Kariernya dimulai sebagai seorang business consultant di Pricewaterhousecoopers (PwC) New York, dari 2006 hingga 2008. Ia pun pindah ke perusahaan asal Jepang, BEENIS Inc sebgai business producer dari 2008 hingga 2011. Sebelum akhirnya membangun Venteny, ia menjabat sebagai CEO dari Voyage Group di Filipina dari 2011 hingga 2015.
Kinerja Keuangan dan Rencana Penggunaan Dana IPO
Dalam catatan Katadata, Venteny sudah memperoleh laba sebesar Rp 3,77 miliar pada kuartal ketiga tahun ini. Angka ini naik drastis dari periode yang sama tahun lalu, Rp 396,1 juta. Terkait IPO, Venteny memasang target kenaikan laba hingga 400% dan pendapatan meningkat dalam rentang 30% hingga 40%.
“Kami menjaga fundamental dengan mengontrol biaya agar lebih produktif,” ujar Windy johan, Group Chief Financial Officer Venteny, Kamis (23/11).
Dengan penawaran maksimum 939,7 juta lembar saham di harga Rp 350 sampai Rp 450, Venteny bisa meraup dana IPO hingga Rp 422,9 miliar. Sebanyak 42% dari dana ini, atau sekira Rp 17,62 miliar akan diberikan sebagai pinjaman pada entitas anak yang bergerak di bidang teknologi finansial, yakni Venteny Matahari Indonesia.
Kemudian, 30% dari dana IPO akan dipakai untuk mengembangkan bisnis, mulai dari pengembangan Super App Venteny, pengembangan produk, dan ekspansi geografis. Sisa 28% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja.
Adapun perusahaan ini juga memiliki program Employee Stock Allocation alias ESA. melalui program ini, Venteny bakal menerbitkan 1 juta saham atau setara 0,1% saham yang ditawarkan kala IPO untuk karyawannya.