Profil The Economist, Media yang Meralat Rilis Elektabilitas Prabowo

The Observer
Ilustrasi, majalah The Economist.
Penulis: Agung Jatmiko
27/1/2024, 07.00 WIB

Media asal Inggris, The Economist, meralat laporan pantauan beberapa survei elektabilitas terkait Pilpres 2024. Dalam publikasi terbarunya, media ini merilis elektabilitas Prabowo per 26 Januari menjadi 47%. Sedangkan Ganjar dan Anies bersaing dengan elektabilitas menjadi masing-masing 24%.

"Hasil pantauan ini telah diperbarui dengan menghapus data hasil survei yang kami anggap tidak bisa diandalkan," bunyi catatan redaksi The Economist dalam ralatnya.

Sebelumnya, The Economist merilis elektabilitas rerata Prabowo berada pada 50%. Sementara, rerata elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan masing-masing berada pada 23% dan 21%.

Hasil survei yang dipublikasikan dalam artikel bertajuk 'Who will be the next president of Indonesia?' ini, menuai kontra karena banyak pihak yang menilai hasil survei yang ditampilkan, tidak menjelaskan dari mana kesimpulan elektabilitas itu diperoleh. Selain itu,

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, bila benar yang digunakan dalam pemberitaan The Economist adalah agregator dari lembaga-lembaga survei yang rilis hasil di Indonesia, hasil yang diperoleh seharusnya tidak sampai 50%. Ia menjelaskan, sejauh ini hasil survei lembaga di Indonesia menemukan elektabilitas capres nomor urut 02, berada di kisaran 42-48%.

"Saya tidak paham bagaimana model yang mereka pakai. Sebelum mereka mengubah estimasinya, saya juga hitung 02 sekitar 47% bukan 50%," ujar Burhanuddin kepada Katadata.

Profil The Economist: Sejarah Pendirian, dan Unit yang Berada di Dalamnya

The Economist (Politico)

The Economist adalah media dan publikasi bisnis yang terkenal dengan analisis mendalam, komentar, dan pemberitaan mengenai urusan global. Pemberitaannya mencakup berbagai topik, termasuk politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, bisnis, keuangan, budaya, dan banyak lagi. Media asal Inggris ini dikenal karena independensi editorialnya, serta kerap mengambil sikap sentris dan liberal dalam berbagai isu.

  • Sejarah Pendirian The Economist

The Economist pertama kali diterbitkan pada 2 September 1843 oleh James Wilson, seorang pengusaha dan politikus asal Skotlandia. Majalah ini didirikan untuk mempromosikan gagasan perdagangan bebas, ekonomi laissez-faire, dan kebebasan individu. Filosofi pendiriannya, berakar pada liberalisme klasik.

Pada tahun-tahun awalnya, The Economist menghadapi tantangan keuangan, dan kesulitan untuk mendapatkan pembaca yang luas. Namun, konsitensi media ini terhadap prinsip-prinsip pasar bebas, serta pendekatan analitis terhadap isu-isu ekonomi, mulai menarik perhatian pembaca loyal.

Semakin dikenalnya The Economist sebagai media ekonomi di khalayak luas, adalah saat Walter Bagehot, seorang penulis esai dan jurnalis asal Inggris, ditunjuk menjadi pimpinan redaksi pada 1861. Di bawah kepemimpinannya, media ini menjadi terkenal karena analisisnya yang mendalam mengenai masalah ekonomi dan politik.

Sepanjang abad ke-20, The Economist memperluas cakupannya di luar bidang ekonomi, dengan mengulas berbagai topik seperti politik, sains, teknologi, dan budaya. Meski demikian, sikap editorial majalah tersebut tetap sentris dan liberal.

Pada akhir abad ke-20, media ini mulai menggunakan teknologi digital, dan meluncurkan situs-nya pada 1997, menyediakan akses online ke kontennya. Media ini kemudian terus beradaptasi dengan perubahan lanskap, dengan memasukkan platform digital ke dalam strategi distribusinya.

Sejauh ini, The Economist telah mempertahankan reputasi independensi editorialnya, dengan tidak menyelaraskan diri dengan partai politik atau pemerintah mana pun. Media ini juga telah membangun kehadiran secara global, dengan koresponden yang berbasis di kota-kota besar di banyak negara.

The Economist (Creative Pool/Derek Bacon)
  • Unit-unit di Dalam The Economist Group

The Economist beroperasi sebagai bagian dari The Economist Group, sebuah perusahaan media yang menyediakan berbagai layanan di luar penerbitan majalah. Berikut beberapa unit dan divisi dalam The Economist Group:

1. The Economist

Ini adalah unit inti The Economist Group. Majalah ini mencakup berbagai topik, termasuk politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, bisnis, keuangan, budaya, dan urusan global.

2. Economist Intelligence Unit

Economist Intelligence Unit atau EIU, adalah divisi penelitian dan analisis dari The Economist Group. Unit ini memberikan perkiraan ekonomi, analisis industri, penilaian risiko, dan layanan penelitian yang disesuaikan untuk bisnis, pemerintah, dan organisasi secara global. EIU menghasilkan laporan, whitepaper, dan layanan data.

3. The Economist Events

The Economist Events merupakan unit dalam The Economist Group yang menyelenggarakan konferensi, seminar, dan debat tentang berbagai topik. Acara-acara ini mempertemukan para pemimpin pemikiran, pakar industri, dan pengambil keputusan untuk berdiskusi dan bertukar gagasan mengenai isu-isu mendesak.

4. Economist Films

Economist Films adalah unit produksi video The Economist Group. Ini menciptakan konten dokumenter, film pendek, dan video yang melengkapi dan memperluas liputan majalah.

5. 1843 Magazine

1843 adalah majalah gaya hidup dan budaya yang diterbitkan oleh The Economist Group. Ini mencakup berbagai topik, termasuk seni, mode, perjalanan, dan gaya hidup.

6. The Economist Education

Unit dalam The Economist Group ini berfokus pada penyediaan sumber daya dan program pendidikan. Hal ini mencakup inisiatif seperti The Economist Education Foundation, yang bertujuan untuk mempromosikan pemikiran kritis dan literasi media di kalangan generasi muda.

7. The Economist Corporate Network

Ini adalah layanan berbasis keanggotaan yang menghubungkan para eksekutif senior dan pengambil keputusan dengan analisis dan pakar The Economist Group. Ini menyediakan platform untuk berjejaring dan berbagi wawasan.

The Economist (LGT Private Banking)

Kepemilikan The Economist

Sepanjang perjalannya, The Economist telah melalui beberapa kali pergantian kepemilikan. Setelah kematian James Wilson, Walter Bagehot menjadi editor The Economist dan memainkan peran penting dalam membentuk arah editorial majalah tersebut. Meskipun bukan pemilik dalam pengertian tradisional, pengaruh Bagehot terhadap publikasi tersebut sangat signifikan.

Pada akhir abad ke-19, kepemilikan The Economist beralih ke Richard Holt Hutton dan James Spedding Bultitude. Selanjutnya, majalah tersebut mengalami masa perubahan kepemilikan, dan pada 1928 diakuisisi oleh keluarga Astor.

Keluarga Astor, khususnya Lord Astor, menjadi pemilik terkemuka The Economist pada 1928. Keluarga ini memegang saham besar di majalah tersebut selama bertahun-tahun. Selama periode ini, majalah ini terus memperluas pengaruh dan jumlah pembacanya.

Pada 1957, Pearson PLC, perusahaan penerbitan multinasional, mengakuisisi 50% saham The Economist melalui Financial Times Group. Kepemilikan bersama dengan keluarga Astor berlanjut selama bertahun-tahun.

Pada 2015, Pearson PLC menjual seluruh 50% sahamnya di The Economist kepada sekelompok pemegang saham yang ada, termasuk keluarga Agnelli dan keluarga Schroder. Langkah ini dimaksudkan untuk menjaga independensi editorial publikasi tersebut.