Sejarah Konferensi Asia Afrika yang Diperingati Setiap 18 April

UNESCO
Ilustrasi Pelaksanaan KAA
Penulis: Tifani
Editor: Safrezi
16/4/2024, 13.18 WIB

Hari Konferensi Asia Afrika (KAA) diperingati setiap 18 April setiap tahunnya. Hari peringatan KAA mengacu pada waktu pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pada 1955.

Hari peringatan Konferensi Asia Afrika akan jatuh pada Kamis, 18 April 2024 mendatang. Sebelum memperingatinya, penting untuk mengentahui sejarah Konferensi Asia Afrika.

Berikut ulasan lengkap mengenai tokoh dan sejarah Konferensi Asia Afrika, mulai dari awal munculnya  gagasan hingga pelaksanaannya di Bandung pada 1955.

Sejarah Konferensi Asia Afrika

Ilustrasi Gedung Merdeka (Wikipedia)


Mengutip laman resmi Museum Konferensi Asia-Afrika, Konferensi Asia Afrika atau KAA adalah konferensi yang terjadi pada 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat. KAA merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi yang diadakan oleh negara-negara dari Asia dan Afrika.

Penyelenggaraan KAA ini diprakarsai oleh lima negara yakni Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan. Lahirnya gagasan bermula pada 1954. Di mana Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala, mengundang para perdana menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali) untuk mengadakan suatu pertemuan informal 'Konferensi Kolombo' di negaranya.

Undangan itu disambut baik pimpinan negara-negara tersebut, termasuk oleh Presiden Indonesia saat itu, Ir Soekarno. Ia menekankan Perdana Menteri Indonesia yang menjadi perwakilan dalam pertemuan tersebut, Ali Sastroamidjojo menyampaikan ide diadakannya konferensi antar-negara di Asia dan Afrika.

Gagasan itu disebut Soekarno sebagai cita-cita bersama, yang didengungkan untuk membangun solidaritas Asia Afrika melalui pergerakan nasional, untuk menciptakan perdamaian dan melawan penjajahan atas negerinya, serta sebagai upaya memperluas kerja sama regional tingkat Asia Afrika.

KAA adalah gagasan yang lahir dari perasaan senasib sepenanggungan antara negara-negara di kawasan Asia dan Afrika sebagai dampak dari Perang Dunia II. Selain itu, KAA juga merupakan bentuk solidaritas negara-negara perwakilan untuk berupaya menghapus penjajahan dari negerinya dan negeri di sekitar Asia-Afrika.

Perkembangan politik usai Perang Dunia II diwarnai munculnya persaingan antara dua kelompok kekuatan dunia, yakni Blok Barat (Amerika Serika) dan Blok Timur (Uni Soviet/Rusia). Di sisi lain, masih banyak masalah di beberapa belahan dunia terkait penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain terutama di kawasan Asia, Afrika, Amerika Selatan (Latin), dan lainnya.

Halaman: