Dewi Shri Farmindo Tetapkan Harga IPO Rp 100 per Saham

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020).
12/7/2022, 10.29 WIB

Perusahaan perdagangan ternak, PT Dewi Shri Farmindo menetapkan harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 100 per saham atau di batas bawah harga penawaran awal. Dewi Shri Farmindo mulai memasuki masa penawaran umum hari ini (12/7) hingga 14 Juli mendatang. 

Dalam prospektus yang dirilis, perseroan yang ingin melantai di bursa dengan kode emiten DEWI ini melepas sebanyak 700 juta saham atau 35,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Sebelumnya, perusahaan menawarkan rentang harga Rp 100 - Rp 110. Jumlah seluruh nilai penawaran umum sebesar Rp 70 miliar. 

Perseroan akan menggunakan sebanyak Rp 7,48 miliar atau sekitar 11,71% dana hasil IPO untuk pembelian tanah afiliasi. Kemudian, sebesar Rp 3,67 miliar digunakan untuk pembelian tanah non-afiliasi seluas 10.773 meter persegi.

Selain itu, sebanyak Rp 6,5 miliar atau 10,17% akan digunakan perseroan untuk pembangunan fasilitas RPA di atas tanah afiliasi, dan Rp 9,98 miliar akan digunakan untuk pembangunan fasilitas broiler commercial farm di atas tanah non-afiliasi.

Sisa dana IPO digunakan untuk modal kerja perseroan sebagai modal pembelian ayam DOC (Day Old Chick) dan pembelian ayam karkas. 

Sebagai informasi, Dewi Shri Farmindo merupakan perusahaan yang fokus bergerak dalam bidang budidaya ayam ras pedaging dan perdagangan eceran hewan ternak.  Hewan ternak yang didagangkan yaitu sapi, kambing, dan unggas. Daerah cakupan dalam kegiatan pemasaran yaitu daerah Sumatera dan Jawa. 

Di sisi lain, Dewi Shri Farmindo juga memiliki tenaga usaha di bidang pertanian, perhutanan, perikanan, perdagangan besar, dan eceran reparasi dan perawatan mobil dan motor.

Diketahui, perusahaan ini memiliki  tenaga penjualan yang berfokus pada segmen yang berbeda, seperti korporasi, ritel, food processing, dan juga pasar tradisional.

Sampai saat ini, perseroan tidak memiliki ketergantungan terhadap kontrak industrial, komersial, atau keuangan termasuk kontrak dengan pelanggan, pemasok, atau pemerintah. Pasalnya, daging ayam merupakan sumber protein dengan harga yang paling terjangkau di Indonesia dan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diminati oleh semua kalangan masyarakat.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail