Kaleidoskop 2022: Lima Emiten Baru Raih Kenaikan Saham Luar Biasa

Berkeluarga.id
Ilustrasi keuntungan investasi.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lona Olavia
30/12/2022, 09.00 WIB

Beberapa emiten pendatang baru 2022, meraih prestasi yang luar biasa. Bahkan, harga sejumlah sahamnya berhasil naik tinggi sejak awal tahun hingga 26 Desember 2022. Kenaikan harga sahamnya melebihi peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Sejak awal tahun hingga 26 Desember 2022, IHSG menguat 10,05%. Bersamaan itu, sejumlah harga saham mencatat kenaikan ratusan persen, bahkan ada yang melesat ribuan persen.

 Berikut lima emiten yang menorehkan kenaikan paling tinggi dirangkum sebagai kaleidoskop 2022:

Adaro Mineral (ADMR)

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk dengan kode emiten ADMR berhasil menjadi saham terbaik di dunia. Harga saham emiten tambang batubara itu melesat 1.625% year to date.

Saham Adaro Minerals ini melesat dari harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dan saat pencatatan di Bursa Efek Indonesia 3 Januari 2022. Kala itu masih Rp 100 dan terbang ke level Rp 1.720 per sahamnya pada perdagangan 22 Desember 2022.

Berdasarkan laporan Bloomberg, saham ADMR memang bergerak sideways setelah menyentuh level tertinggi Rp 2.990. Akan tetapi, saham ini tetap menjadi yang terbaik di dunia, mengalahkan 2.803 saham di Bloomberg World Index. Bahkan, gain saham ADMR dua kali lebih besar dibandingkan posisi kedua Turkish Airlines.

Kalangan analis memprediksi saham ADMR masih berpotensi menguat, seiring rencana perseroan mendiversifikasi bisnis ke aluminium dan baterai mobil listrik. Lima analis yang dikompilasi Bloomberg memprediksi saham ini bisa memberikan gain lanjutan sebesar 42% dalam 12 bulan ke depan.

Per September 2022, laba bersih Adaro Minerals naik 482% menjadi US$ 284 juta. Kenaikan ditopang harga jual rata-rata yang naik 100%.

Sebelumnya, bos PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir mengungkapkan rencana ekspansi anak usahanya itu sebagai salah satu pilar bisnis Grup Adaro. Di mana, Adaro Minerals akan mengolah sumber daya mineral, serta aluminium di kawasan industri hijau Kalimantan. Kawasan itu merupakan kawasan industri hijau terbesar di dunia.

Bangun Karya Perkasa Jaya (KRYA)

Emiten selanjutnya yang mencatatkan kenaikan yang tinggi adalah PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. Saat debut perdana melantai di BEI, harga saham emiten bersandi KRYA ini tercatat naik 24,80% ke level Rp 156 per saham dan kini saham KRYA sudah melesat hingga Rp 550 per saham.

Bangun Karya Perkasa Jaya merupakan perusahaan konstruksi yang bergerak di bidang fabrikasi baja dan kontraktor umum, yang didirikan pada 7 Januari 2007. Adapun, kegiatan usaha utama perseroan yakni, konstruksi gedung industri yang mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan, atau pembangunan kembali bangunan yang dipakai untuk industri, seperti pabrik dan bengkel kerja.

Selain itu, perseroan juga menjalani kegiatan usaha konstruksi jalan, jembatan, jaringan irigasi dan drainase, bangunan pelabuhan bukan perikanan dan jasa pekerjaan konstruksi prefabrikasi bangunan sipil. Di samping itu, perseroan juga menjalani kegiatan usaha penunjang di antaranya, konstruksi gedung hunian, gedung perkantoran, gedung perbelanjaan, dan pembuatan atau pengeboran sumur air tanah.

Estee Gold Feet (EURO)

Saham PT Estee Gold Feet Tbk (EURO) berada di peringkat ketiga sebagai saham IPO yang melesat dalam tahun pertamanya melantai di BEI. Emiten yang bergerak dalam bidang usaha kosmetik kini dibanderol di harga Rp 290 per lembar, atau melesat 314,2% dari harga IPO Rp 70 per lembar.

Perseroan ini bergerak di bidang pembuatan produk-produk kosmetika dan PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga). Selain itu, perseroan menyediakan jasa maklon (kontrak produksi) untuk sediaan Aerosol dan cairan untuk produk produk kosmetik, produk PKRT dan produk produk auto chemical.

Citra Borneo Utama (CBUT)

Harga saham emiten perkebunan PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) juga meningkat menjadi Rp 1.855 per saham dari harga saat penawaran awal hanya Rp 690. Dalam sebulan terakhir saja CBUT mencatatkan kenaikan hingga 129%.

Berdasarkan laporan keuangan terbaru Citra Borneo, pendapatan pada kuartal I 2022 tercatat naik 114% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini terutama dipicu oleh pertumbuhan produksi dan volume penjualan produk.

Segar Kumala Indonesia (BUAH)

Terakhir, PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) juga mencatatkan kenaikan yang tinggi. Yakni 140,9% sejak melantai di BEI. Emiten yang bergerak dalam bidang ditributor buah-bahan dan sayuran ini menetapkan harga IPO Rp 388 pada tanggal 9 Agustus 2022. Kini, untuk membeli saham BUAH harus merogoh kocek minimal Rp 905 untuk membeli satu saham.

Segar Kumala Indonesia didirikan pada 2017. Perseroan memulai bisnis perdagangan dan distribusi buah-buahan segar di daerah Jakarta dan sekitarnya dengan merek SK, kini perseroan telah memiliki sembilan cabang distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia.

PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) mencatatkan kenaikan pendapatan 35,68% menjadi Rp 943,66 miliar hingga September 2022. Sebelumnya, perseroan membukukan pendapatan senilai Rp 695.50 miliar.  Pendapatan perseroan dikontribusi dari penjualan buah-buahan yang mencapai Rp 950,91 miliar atau naik 73,13% dibandingkan dengan perolehan sebelumnya Rp 671,27 miliar.