OJK: Bakal Marak IPO Bernilai Jumbo di 2023

Dok. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Inarno Djajadi (Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK) saat acara Konferensi Pers OJK.
30/12/2022, 10.56 WIB

Tren penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan nilai emisi jumbo masih akan berlanjut pada tahun depan. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, mengungkapkan saat ini terdapat beberapa calon emiten dalam pipeline OJK yang menargetkan perolehan dana IPO lebih dari Rp 1 triliun. 

"Ada (IPO jumbo) dan tidak hanya satu. Tentunya, ini masih dalam proses dan ada di pipeline ya, Insya Allah tahun depan," katanya dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia, Kamis (29/12).

Dia juga menuturkan, tentunya IPO tersebut tergantung dari kesiapan emiten dan pertimbangan kondisi pasar. "Tentunya masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Tetapi kalau saya melihatnya di pipeline ada," katanya.

Inarno menyebut terdapat 64 calon emiten di pipeline OJK yang berencana melakukan IPO tahun 2023. Selain rencana IPO, terdapat 12 perusahaan yang tercatat untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada pipeline. 

Jika ditotal, dari rencana IPO, rights issue, penawaran umum berkelanjutan (PUB) Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) terdapat 90 rencana penawaran umum. 

Inarno juga mengatakan, aktivitas penghimpunan dana melalui pasar modal terus meningkat. Hal ini seiring dengan telah pulihnya kembali aktivitas perekonomian domestik.

OJK, kata dia, telah mengeluarkan surat pernyataan efektif dalam rangka penawaran umum untuk 224 penawaran umum yang terdiri dari 57 penawaran umum perdana saham, 44 penawaran umum terbatas, 123 penawaran umum efek bersifat utang dan atau sukuk.

Adapun, total keseluruhan nilai hasil penawaran umum sebesar Rp 266,41 triliun. Dari 224 kegiatan emisi tersebut, OJK mencatat emiten baru yang berhasil melantai di BEI yaitu 63 emiten.

Di lain sisi, penghimpunan dana securities crowdfunding (SCF) terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Tercatat per 28 Desember 2022 jumlah total pengimpunan dana secara nasional melalui SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 334 pelaku UMKM. 

Total dana yang dihimpun sebesar Rp 713,29 miliar dari 135.778 investor melalui 13 platform penyelenggara SCF. Pertumbuhan jumlah emiten dan SCF ini diikuti oleh pertumbuhan jumlah investor ritel yang meningkat hampir 10 kali lipat dibandingkan lima tahun terakhir. 

 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail