Paperocks dan Multi Garam IPO, Berikut Kisaran Harganya

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
PT Paperocks Indonesia Tbk dan PT Multi Garam Utama Tbk melakukan aksi penawaran umum perdana saham.
20/7/2023, 14.34 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan dua calon emiten anyar yang bakal melantai Agustus bulan depan. Kedua perusahaan tersebut adalah PT Paperocks Indonesia Tbk dan PT Multi Garam Utama Tbk. 

Paperocks Indonesia, perusahaan yang bergerak di bisnis perdagangan besar barang dari kertas dan karton akan menerbitkan sebanyak 275 saham biasa dalam aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering/IPO dengan nilai nominal Rp 50. Jumlah saham yang dilepas setara 25,58% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Saham perseroan tersebut ditawarkan dalam rentang Rp 130 sampai dengan Rp 150 setiap saham. Sehingga, dari aksi IPO ini, perseroan berpotensi meraup Rp 41,25 miliar.

Bersamaan dengan IPO, Paperocks juga menerbitkan sebanyak 165 juta Waran Seri I sebanyak 20,63% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri I yang diterbitkan bernilai nominal Rp 50 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan Rp 200. 

Target penghimpunan dana dari Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 33 miliar. Rencananya, perolehan dana perseroan dari aksi korporasi IPO maupun penerbitan waran akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja.

Antara lain, untuk membiayai persediaan seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap dan biaya operasional yaitu beban penjualan dan beban umum dan administrasi. 

Berdasarkan akta pendirian, struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham perseroan pada saat pedirian yaitu pertama, Catur Jatiwaluyo jumlah saham yang dimiliki 400 dengan nominal Rp 40 juta, setara dengan kepemilikan 20%.

Kedua, Philip Sumali jumlah saham yang dimiliki 900 dengan nominal Rp 90 juta, setara 45% kepemilikan saham. Ketiga, Dillon Sutandar memiliki 700 saham perseroan dengan nominal 70 juta, setara 35%.

Modal dasar yaitu 2.500 saham dengan nominal Rp 250 juta. Sementara jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh yaitu 2.000 saham dengan jumlah nominal 200 juta.

Seiring dengan aksi IPO, perusahaan mencatatkan laba laba tahun berjalan sepanjang 2022 sebesar Rp 2,95 miliar mengalami peningkatan13,57% dibandingkan 31 Desember 2021. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pada penjualan.

PT Multi Garam Utama Tbk

Multi Garam Utama, perusahaan induk yang menaungi bisnis ritel dan media turut meramaikan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Perusahaan yang akan menggunakan kode ticker FOLK mengeluarkan 570 juta saham biasa atas nama yang merupakan saham baru, dengan nilai nominal Rp 20 setiap saham.

Jumlah saham mewakili 14,44% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 100 hingga Rp 105 setiap saham. Sehingga, perusahaan berpotensi meraup dana IPO Rp 59,85 miliar.

Bersamaan penawaran umum ini perseroan menerbitkan Waran Seri I sebanyak 285 juta atau 8,44% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri I bernilai nominal Rp 20 setiap sahamnya dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp 200 sehingga seluruhnya adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 57 miliar.

Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan, pertama, sekitar 22,76% akan dilakukan untuk penyetoran modal kepada PT Finfolk Media Nusantara.

Kedua, 19,00% digunakan perseroan untuk pembayaran jasa kontraktor dengan rincian sebagai berikut: renovasi terhadap unit ruang kantor, pembuatan studio, ruang pertemuan dan juga pembelian peralatan perlengkapan didalamnya.

Ketiga, ada 17,50% akan digunakan untuk pembelian saham PT Untung Selalu Sukses (USS). Keempat, 12,38% akan dipinjamkan kepada PT Drsoap Global Indonesia (DGI). Pinjaman ini akan berupa pinjaman pemegang saham.

Kelima, sekitar 11,90% akan dipinjamkan kepada PT Amazara Indonesia Mudakarya (AIM). Pinjaman ini akan berupa pinjaman pemegang saham. Keenam, 6,54% akan dipinjamkan kepada PT Syca Kreasi Indonesia (SKI). Pinjaman ini akan berupa pinjaman pemegang saham.

Tujuh, sekitar 5,10% digunakan untuk pembelian software dengan rincian sebagai berikut jasa Enterprise Resource Planning (ERP) dan jasa Customer Relationship Management (CRM) dimana akan mengintegrasikan seluruh sumber daya perseroan dan entitas anak. Selain itu akan digunakan perseroan untuk mengembangkan aplikasi.

Terakhir, sekitar 4,82% akan digunakan perseroan untuk modal kerja perseroan yaitu untuk pembayaran jasa outsourcing dengan rincian sebagai berikut marketing & sales agent, customer service, administration support, jasa kebersihan dan keamanan.

Perseroan mencatatkan rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,7 miliar pada kuartal pertama 2023. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan laba Rp 1,19 miliar.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail