Analis Mirae Asset Sekuritas Rut Yesika Simak meyakini PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan terus menghadapi berbagai tantangan, seperti downtrading, khususnya di segmen produk premium. Hal ini diperkirakan akan terus berlanjut di tengah upah minimum provinsi (UMP) yang lebih rendah dari perkiraan.
“Mengingat sifat konsumen Indonesia yang sangat sensitif terhadap harga, kami memperkirakan mereka akan dengan mudah beralih dari satu produk ke produk lainnya, bahkan ketika UNVR meluncurkan produk-produk baru yang inovatif,” tulisnya dalam riset, Selasa (12/12).
Untuk itu, ia merevisi kelipatan yang diharapkan untuk UNVR, dengan mempertimbangkan penurunan harga saham menjadi 25x price to earning pada perkiraan 2024.
“Meski demikian, kami tetap mempertahankan rekomendasi hold untuk UNVR dengan target harga yang direvisi menjadi Rp 3.800 dari sebelumnya Rp 4.500 per lembar,” ujarnya.
Apalagi Rut melihat potensi pertumbuhan penjualan dan pendapatan yang terbatas, mengingat kehadiran perusahaan yang sudah lama berdiri dan cakupan pasarnya yang hampir lengkap di Indonesia. Persaingan yang ketat juga memberikan tantangan yang signifikan bagi UNVR dalam mendorong pertumbuhan dan merebut kembali pangsa pasar.
Stagnasi pendapatan dan penurunan EPS sebesar 41% pada 2018-2022 masih menjadi permasalahan utama bagi perseroan. Tantangan-tantangan ini bukan hanya mengenai perolehan kembali pangsa pasar namun juga peningkatan profitabilitas di masa depan.
“Meski demikian, kami tetap optimis mengenai potensi pemulihan UNVR, terutama dengan antisipasi restrukturisasi model bisnisnya di tahun mendatang,” kata Rut.
Pada penutupan perdagangan sesi satu, Selasa (12/12) saham UNVR terpantau turun 2% ke Rp 3.430 per lembar. Sedangkan secara tahun berjalan sudah ambles 25,76%.