Teka-teki di balik pembelian 18,74% saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) senilai Rp 1,6 triliun terkuak. Melalui data KSEI, Garibaldi Thohir alias Boy Thohir menambah kepemilikannya sebesar 8,59% saham menjadi 14,14% atau setara 2,43 miliar lembar. Sedangkan Theodore Permadi (TP) Rachmat mengempit 7,02% atau 1,20 miliar dan Akraya International 7,5% atau 1,29 miliar lembar.
Transaksi tersebut dituntaskan pada 29 Februari 2024 dan dibantu sejumlah sekuritas. Broker tersebut antara lain Bahana Sekuritas, Indo Premier Sekuritas Indonesia, Ciptadana Sekuritas Asia, dan Trimegah Sekuritas Indonesia.
Gencarnya kepemilikan kedua tokoh pendiri emiten yang dahulu bernama Surya Esa Perkasa tersebut dikarenakan pembangunan Blue Ammonia akan memasuki tahap fase dua yang direncanakan di kuartal empat tahun ini yang digarap oleh anak usahanya PT Panca Amara Utama (PAU). Proyek untuk mengembangkan produksi amonia rendah karbon tersebut itu juga akan bekerja sama dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menilik kepemilikan saham ESSA terdapat nama-nama lain di dalamnya seperti
- Chander Vinod Laroya dengan kepemilikan saham 16,38%
- Patrick Walujo (Northstar) dengan kepemilikan saham 4,46%
- Jonathan Chang dengan kepemilikan saham 3,59%
- Goldstar Tri Investment Ltd dengan kepemilikan saham 2,32%
- Moneypenny Holding Ltd dengan kepemilikan saham 2,10%
Menilik perdagangan sahamnya, Senin (4/3) saham ESSA pukul 14.00 WIB terpantau tengah menguat 0,98% ke level Rp 515 per lembar. Selama sebulan saham ESSA menguat 1,98%, namun dalam setahun turun 50%.