HERO Resmi Ubah Nama Jadi DFI Retail Nusantara, Fokus Bisnis Guardian dan IKEA

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Supermarket Hero di kawsan Permata Hijau, Jakarta Utara (14/1).
4/12/2024, 18.32 WIB

PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mengumumkan perubahan nama menjadi  PT DFI Retail Nusantara Tbk. Keputusan itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB. 

Presiden Direktur DFI Retail Nusantara Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan perubahan nama untuk memfokuskan pada segmen bisnis Guardian dan IKEA. Perusahaan ingin mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang.

Sebagai informasi IKEA merupakan perusahaan menyediakan serangkaian produk perabotan rumah tangga asal Swedia. Sementara Guardian merupakan toko yang berfokus untuk menjual produk-produk kesehatan dan kecantikan.

“DFI Nusantara akan terus fokus pada peningkatan produktivitas penjualan dan penerapan pengendalian biaya, serta mempermudah akses bagi keluarga dan masyarakat Indonesia” kata Hadrianus dalam konferensi pers, di Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (4/12).

Wahyu menjelaskan Guardian terus memperluas jaringan toko hingga mencapai lebih dari 340 toko di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk di Bali, Jawa, Kalimantan, Lombok, dan Sumatera. Sementara saat ini IKEA memiliki tujuh toko hingga saat ini. 

Laba DFI Retail Nusantara Rp 19,4 Miliar

Melansir laporan kinerja HERO pada kuartal ketiga 2024, HERO mencatatkan laba Rp 183,64 miliar. Jumlah ini  meningkat 868% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 19,4 miliar. 

Padahal Hero Supermarket mencatatkan pendapatan bersih Rp 3,38 triliun dari sebelum Rp 3,29 triliun. Hal ini disebabkan oleh sejumlah beban yang mempengaruhi kinerja HERO.

Menelisik lebih lanjut beban pokok pendapatan DFI Retail Nusantara hingga September 2024 mencapai Rp 1,94 triliun dari tahun lalu periode yang sama Rp 1,92 triliun. Selanjutnya beban usaha DFI Retail Nusantara.

Adapun aset HERO hingga September 2024 yaitu Rp 4,76 triliun dibandingkan Desember 2023 yaitu Rp 5,76 triliun. Sementara liabilitas HERO Rp 3,08 triliun dari sebelum Rp 4,34 triliun. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail