Hari Pertama Perdagangan, Saham Adaro Andalan (AADI) Sentuh ARA Melesat 19,82%

Adaro Andalan
Pencatatan perdana saham atau IPO PT Adaro Andalan Indonesia Tbk, Kamis (5/12/2024).
5/12/2024, 09.45 WIB

Emiten milik konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (5/12). Harga sahamnya dibuka melesat 19,82% atau 1.100 poin ke level Rp 6.650 per lembar dan menyentuh Auto Reject Atas (ARA).

Auto Reject Atas (ARA) adalah batas kenaikan harga saham tertinggi yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan. Saat saham menyentuh ARA, sistem akan secara otomatis menolak pesanan untuk membeli atau menjual efek.

AADI menjadi emiten ke-40 di bursa pada tahun ini dan menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek perseroan.

 Volume saham yang diperdagangkan tercatat mencapai 167,4 ribu dengan nilai transaksinya Rp 1,11 miliar. Adapun frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 674 kali, sedangkan kapitalisasi pasar emiten ini mencapai Rp 51,79 triliun.

Direktur Utama Adaro Andalan Indonesia Julius Aslan mengatakan,  perusahaan bertujuan mengoptimalkan struktur permodalan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan aset yang dimiliki melalui. Ia menjelaskan bahwa perusahaan, melalui anak usahanya, beroperasi di sektor pertambangan batu bara termal, logistik, pengelolaan lahan, pengelolaan air, ketenagalistrikan, dan investasi.

Dengan model bisnis terintegrasi sepanjang rantai pasokan, ia menegaskan perusahaan mampu meraih keunggulan operasional dan efisiensi biaya demi bersaing di tengah tantangan kondisi makro.

“Kami tetap optimis dengan prospek pasar batu bara termal global yang ditopang oleh pertumbuhan permintaan energi,” ucapnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (5/12). 

Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering/IPO, perusahaan mematok harga IPO Rp 5.550 per lembar. Nilai ini merupakan batas tengah dari harga book building di rentang Rp Rp 4.590-Rp 5.900 per lembar.   

AADI melepas sebanyak 778,68 juta saham atau setara 10,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dari aksi korporasi tersebut anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) meraup dana segar bernilai jumbo sebesar Rp 4,32 triliun.

Berdasarkan surat pernyataan tertanggal 15 Oktober 2024, PT Adaro Strategic Investments (ASI) dan Garibaldi Thohir menegaskan komitmen mereka untuk mempertahankan kendali atas Adaro Andalan (AADI). Komitmen ini berlaku setidaknya selama satu tahun setelah pernyataan pendaftaran sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Perdana Saham (PUPS) AADI menjadi efektif.

Rencana Penggunaan Dana IPO

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan, seluruh dana hasil dari penawaran umum perdana saham, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk: 

  1. Sekitar 40% digunakan sebagai pinjaman dari perseroan kepada anak perusahaan, yaitu MBP, untuk mendukung investasi dan kegiatan korporasi lainnya yang meningkatkan aktivitas operasional MBP sejalan dengan peningkatan produksi batu bara grup perseroan 
  2. Sekitar 15% dialokasikan untuk membayar sebagian pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 3 Mei 2024 dengan AI Sisanya akan dipakai untuk membayar sebagian pokok pinjaman kepada ADRO sesuai dengan perjanjian pinjaman 24 Juni 2024. 
  3. Sisanya akan dipakai untuk membayar sebagian pokok pinjaman kepada ADRO sesuai dengan perjanjian pinjaman 24 Juni 2024.

Selain itu, perseroan merencanakan rasio pembayaran dividen sampai dengan 45% dari laba bersih konsolidasi mulai tahun buku 2025. Perseroan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham berdasarkan rekomendasi dari direksi dengan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Perseroan hanya dapat membagikan dividen apabila perseroan mempunyai saldo laba positif. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Adaro Andalan membukukan laba tahun berjalan tahun buku 2023 sebesar US$ 1,28 miliar atau Rp 20,17 triliun. Perolehan laba AADI itu turun 45% dibandingkan US$ 2,34 miliar atau Rp 36,88 triliun pada tahun sebelumnya. 

 Pada periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2024, laba periode berjalan Adaro Andalan mencapai US$ 922,76 juta atau Rp 14,5 triliun. Angka tersebut naik 15% dibandingkan dengan US$ 804,75 juta atai Rp 12,68 triliu  pada periode yang sama tahun sebelumnya.  

Berikut ini struktur permodalan dan susunan pemegang saham AADI setelah IPO: 

  • PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menggenggam 7 miliar atau sebanyak 90% 
  • PT Adaro Strategic Investments memiliki 320 saham 
  • Masyarakat menggenggam 778,68 juta atau sebanyak 10%
Reporter: Nur Hana Putri Nabila