Jelang Merger dengan FREN, Para Petinggi XL Mengundurkan Diri
Jajaran direksi PT XL Axiata Tbk (EXCL) kompak mengundurkan diri saat berjalannya proses merger atau penyatuan usaha dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Hingga kini ada empat direksi XL Axiata yang mengundurkan diri. Pertama, ada Direktur Utama XL Axiata Dian Siswarni yang mengajukan pengunduran dirinya kepada perusahaan pada 3 Desember 2024. Kemudian pada 24 Desember 2024, Direktur XL Axiata Abhijit Navalekar pamit dari perusahaan.
Terbaru, Direktur XL Axiata Rico Usthavia Frans dan I Gede Damuyusa pada 7 Januari 2025 lalu mengundurkan diri dari jabatannya. Dalam penggumuman resmi perusahaan, jika pengunduran Rico Usthavia Frans secara sah berlaku usai mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan atau RUPS.
"Sementara pengunduran diri Bapak I Gede Darmayusa selaku direktur XL akan efektif saat aksi korporasi merger (XL dan FREN) dinyatakan efektif,” kata Corporate Secretary PT XL Axiata Tbk Ranty Astari Rachman. Jumat (10/1).
Adapun Dian menyampaikan bahwa pengunduran dirinya tidak terkait dengan proses merger.
"Karena sudah beberapa lama saya di beberapa kesempatan itu menyampaikan niat untuk mengundurkan diri. Mulai dari awal tahun, kalau enggak salah, saya sudah sampaikan, bahwa memang berniat mengundurkan diri,” kata Dian dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/12).
Saat itu, Dian juga menepis kabar bahwa pengunduran dirinya adalah bagian dari kesepakatan merger dua perusahaan. Ia juga menyebut Group CEO & Managing Director Axiata, Vivek Sood, tidak meminta dirinya turun dari jabatan sebagai CEO.
Berikut daftar jajaran direksi yang mengundurkan diri dari XL Axiata:
1. Direktur Utama XL Axiata Dian Siswarni
2. Direktur XL Axiata Abhijit Navalekar
3. Direktur XL Axiata Rico Usthavia Frans
4. Direktur XL Axiata I Gede Damuyusa
XL Axiata Targetkan Merger dengan Smartfren Selesai Semester I 2025
EXCL sebelumnya menyampaikan menargetkan proses merger perusahaan dengan perusahaan telekomunikasi Grup Sinarmas yaitu Smartfren Telecom atau FREN dan Smart Telcom dapat rampung semester pertama 2025.
Direktur Utama Dian Siswarini mengatakan, terdapat timeline atau garis waktu mengenai merger XL dengan martfren Telecom atau FREN dan Smart Telcom. Pada 11 Desember 2024 akan sumbisi kepada Kementerian Komunikasi dan Digital.
"Proses persetujuan OJK dan Komdigi kurang lebih tiga bulan," kata Dian dalam konferensi pers, Rabu (11/12).
Kemudian perusahaan akan menunggu persetujuan Komdigi dan selanjutnya menanti persetujuan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK dan Bursa Efek Malaysia.
Dian menjelaskan proses persetujuan pemangku kepentingan memakan waktu 1,5 bulan sampai dengan dua bulan.
"Semester pertama 2025 hari pertama merger," sebutnya.
EXCL menyatakan Axiata Group Berhad dan Sinar Mas akan memegang 34,8% saham XLSmart dengan pengaruh yang sama untuk arah dan keputusan strategis perusahaan.
Seiring dengan kesepakatan merger yang terjadi di antara kedua belah pihak. "Axiata dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali perusahaan," tulis manajemen XL dalam keterangan resminya, Rabu (11/12).
Smartfren Akan Delisting dari BEI Usai Merger dengan XL
FREN akan delisting alias menghapus pencatatan saham usai merger dengan PT XL Axiata Tbk atau EXCL. Melansir dari prospektus EXCL, XL Axiata bakal menjadi entitas yang bertahan, sementara Smartfren dan SmarTel bakal menggabungkan diri menjadi XLSmart.
"Yang dikatakan oleh managemen XL memang betul. Surviving entity adalah EXCL. Dengan demikian, saham FREN akan tidak tercatat lagi di BEI," kata Direktur FREN Antony Susilo kepada Katadata.co.id, Rabu (11/12).
Ia berpesan agar pemegang saham FREN tidak khawatir. Sebab investor dapat mengonversi kepemilikan menjadi saham EXCL dengan rasio harga yang sudah dipaparkan dalam dokumen keterbukaan informasi.