PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menyampaikan dana hasil initial public offering alias IPO akan digunakan perusahaan untuk investasi, pembelian aset, modal kerja, hingga pengembangan entitas anak usaha. Menurut catatan terakhit, perusahaan memiliki sisa dana IPO sebesar Rp 9,3 triliun.
Direktur Bukalapak Victor Putra Lesmana menyebutkan memang ada perubahan perencanaan dana IPO sebagai cara untuk menyelaraskan pasar.
"Sisa dana IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha Bukalapak," kata Victor dalam paparan publik insidentil BUKA, Kamis (16/1).
Seiring dengan dana IPO tersebut, Ia menyampaikan jika ada kemungkinan aksi akuisisi yang bisa dilakukan Bukalapak di masa mendatang.
Aksi akuisisi atau investasi ini dilakukan seiring dengan potensi hingga perkembangan dari kinerja yang positif perusahaan ke depannya.
Uang Hasil IPO Bukalapak Masih Mengendap di Obligasi Rp 8 T
Kurang dari empat tahun setelah memperoleh dana hingga Rp 21,3 triliun melalui pencatatan saham perdana atau IPO. Lebih dari sepertiga atau Rp 8,7 triliun dari dana tersebut bahkan masih disimpan dalam bentuk surat utang atau obligasi.
Berdasarkan data terakhir Bukalapak yang diterbitkan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan baru menggunakan dana IPO Rp 11,94 triliun dan masih menyimpan sisanya Rp 9,82 triliun per Juni 2024.
Mayoritas dari dana yang tersisa atau Rp 8,7 triliun masih mengendap di obligasi. Menurut data penggunaan dana hasil penawaran umum perdana per Juni 2024, sisa dana hasil IPO ditempatkan pada sejumlah di sejumlah instrumen seperti deposito, obligasi, dan giro.
Sekretaris Perusahaan Cut Fika Lutfi menjelaskan, ada dana yang disimpan di dua akun deposito senilai Rp 883,54 miliar yang mendapatkan bunga 6% hingga 7%. Perusahaan menyimpan deposito di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
Bukalapak juga terekam menyimpan dana IPO di enam akun giro dengan total dana Rp 33,85 miliar dengan bunga 0-3,25%.
Sementara dana ipo yang ditempatkan di surat utang senilai Rp 8,7 triliun terbagi pada 20 seri obligasi dengan imbal hasil dari 4,13% hingga 8,38%. Sehingga sisa dana penggunaan IPO Rp 9,82 triliun dengan total penggunaan Rp 11,49 triliun.