Babak Baru Telkom (TLKM), Manajemen Ungkap Kans IPO dan Perampingan Anak Usaha

Katadata/Fauza Syahputra
Telkom Indonesia
16/9/2025, 07.30 WIB

Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) bersiap memasuki babak baru dengan merencanakan perampingan struktur usaha. Tak hanya itu, manajemen TLKM juga menjajaki pengembangan bisnis data center melalui skema investasi maupun rencana penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Terkait IPO anak usaha, Direktur Wholesale & International Services Telkom Indonesia, Honesti Basyir, menyampaikan perusahaan belum ingin terburu-buru menentukan langkah. Meski begitu ia mengatakan tak tertutup kemungkinan untuk mengarah pada IPO anak usaha. 

Menurut Honesti, saat ini, fokus utama Telkom adalah meningkatkan nilai bisnis data center agar bisa berkontribusi lebih besar bagi pertumbuhan Telkom Group.

"Struktur apakah itu, nanti melalui IPO atau melalui strategi investment, nanti akan kami lihat mana yang memberikan valuasi yang lebih baik bagi perusahaan," kata Honesti dalam Public Expose 2025 secara virtual, dikutip Selasa (16/9). 

Honesti juga mengungkapkan Telkom saat ini sudah mengoperasikan data center berkapasitas 17 megawatt di Singapura. Telkom juga terus melakukan ekspansi untuk menjajaki peluang pembangunan data center di kawasan Asia Tenggara.

“Terutama yang di Indonesia, Batam, dan Singapura, dan Johor," ujarnya.  

Adapun saat ini Telkom Group telah mengelola kapasitas sekitar 48 megawatt yang tersebar di tiga lokasi data center. Perseroan optimistis permintaan terhadap layanan data center akan terus meningkat seiring pesatnya perkembangan industri, khususnya dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (AI). 

Honesti mengatakan, ke depannya bisnis data center Telkom disebut akan bersifat tanpa batas (borderless), sehingga membutuhkan kolaborasi dengan mitra global. 

Sebelumnya berdasarkan Reuters, pada 2024 lalu, mencuat kabar Telkom Indonesia (TLKM) menunjuk Goldman Sachs dan Mandiri Sekuritas untuk mencari investor strategis bagi bisnis data center mereka. Menurut SVP Group Sustainability & Corporate Communication Telkom, Ahmad Reza, Goldman Sachs akan bertindak sebagai penasihat keuangan global, sementara Mandiri Sekuritas menjadi penasihat utama.

Reuters sebelumnya melaporkan pada Februari 2024 bahwa penjualan saham minoritas di bisnis NeutraDC valuasinya lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16,36 triliun. Apalagi saat ini, minat investor dan perusahaan teknologi terhadap data center di Asia semakin besar.

Sebagai perbandingan, pada Juni lalu konsorsium yang dipimpin KKR (KKR.N) dan Singapore Telecommunications (STEL.SI) mengumumkan investasi sebesar S$ 1,75 miliar (US$1,3 miliar) di ST Telemedia Global Data Centres, salah satu penyedia data center terbesar di Asia.

NeutraDC, yang merupakan merek dari PT Telkom Data Ekosistem, anak usaha Telkom, saat ini memiliki 29 data center. Aset tersebut mencakup lima data center global dan tiga data center enterprise di Indonesia. NeutraDC juga mengoperasikan satu hyperscale data center di Jakarta, sedang membangun dua lainnya termasuk di Batam, serta mengelola 19 edge data center di berbagai kota di Indonesia dan satu data center global di Singapura.

Telkom Rampingkan Anak Usaha

Sejalan dengan rencana pengembangan bisnis, Telkom Indonesia juga menargetkan perampingan struktur usaha dengan memangkas jumlah anak perusahaan dari sekitar 60 menjadi hanya 20 entitas.

Langkah ini sejalan dengan rencana aksi korporasi besar-besaran yang tengah dijalankan BPI Danantara terhadap seluruh perusahaan BUMN.

Adapun anak usaha telkom saat ini di antaranya ada Telkomsat, Telkom Akses, TelkomMetra, PINS Indonesia, Telin, Mitratel, Metranet, Telkom Infra, Telkom Property, Telkomsigma, Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), Telkom Data Ekosistem atau NeutraDC, dan lain-lain.

Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, menjelaskan langkah streamlining ini agar Telkom tidak hanya bergantung pada bisnis telekomunikasi tradisional, melainkan juga memperkuat posisi sebagai holding digital infrastruktur dengan margin yang lebih sehat sekaligus menjaga kontribusi dividen tetap tinggi.

"Lebih dari 60 anak usaha dan harapan kami nanti kurang lebih sekitar 20-an saja anak usaha yang benar-benar strategis dan akan kami pertahankan," ucap Awal dalam Public Expose 2025.

Awaluddin menyebut perampingan anak usaha juga akan memperbaiki prospek valuasi Telkom ke depan. Dengan struktur yang lebih sederhana, ia menyebut kinerja perusahaan diharapkan menjadi lebih optimal dan kompetitif.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila