PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke sektor produksi sebesar Rp 9,82 triliun, atau 55,9% dari plafon KUR Bank Mandiri pada tahun 2018. Dengan demikian, Bank Mandiri telah memenuhi target yang ditetapkan pemerintah untuk menyalurkan minimal 50% dari plafon KUR ke sektor produksi.
Lebih rinci, per akhir Desember lalu, KUR Bank Mandiri ke sektor produksi dialokasi ke sektor pertanian sebesar Rp 3,1 triliun, sektor perikanan Rp 41,7 miliar, sektor industri manufaktur Rp 706,1 miliar, dan Rp 5,8 triliun ke sektor jasa produksi.
Jadi, secara keseluruhan Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 17,58 triliun sepanjang 2018. Realisasi tersebut setara dengan 100,11% dari target tahun lalu yang sebesar Rp 17,56 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, dalam dua tahun terakhir ini Bank Mandiri selalu berhasil memenuhi mandat yang diberikan Kementerian Koordinator Perekonomian dalam penyaluran KUR.
"Ke depan, kami berharap dapat terus menjaga konsistensi ini mengingat KUR saat ini merupakan sumber pembiayaan murah bagi perkembangan usaha mikro dan kecil di tanah air,” kata Rohan melalui siaran pers, Rabu (16/1).
Rohan menambahkan, KUR tersebut disalurkan kepada 259.030 debitur, dengan porsi terbesar disalurkan dalam bentuk KUR Kecil sebesar Rp 15,53 triliun, KUR Mikro Rp 2,01 triliun, dan KUR TKI sebesar Rp 16 miliar.
Dia menyebutkan, pihaknya menargetkan penyaluran KUR pada tahun ini sebesar Rp 25 triliun. Selain itu, penyaluran KUR Bank Mandiri akan difokuskan ke sektor produksi sebesar minimal 60% dari total penyaluran atau sebanyak Rp 15 triliun. "Dengan mengoptimalkan potensi dari value chain nasabah eksisting maupun non nasabah,” kata Rohan menambahkan.
(Baca: Kredit Usaha Rakyat Rp 120 T di 2018, Porsi Sektor Produksi Baru 47%)