PT Mandiri Investasi mencatatkan total dana kelolaan alias asset under manajemen (AUM) hampir Rp 50,7 triliun hingga akhir 2017. AUM di luar reksa dana penyertaan terbatas dan pengelolaan dana nasabah individu (PDNI) tercatat mencapai Rp 45,4 triliun atau tumbuh 42,3% secara tahunan, melebihi pertumbuhan industri yang sebesar 35,2%.
Direktur Utama Mandiri investasi Alvin Pattisahusiwa menjelaskan, dana kelolaan tersebut merupakan yang tertinggi yang pernah dicapai perusahaan. Dengan perkembangan tersebut, Mandiri Investasi mengklaim telah menguasai 10% pasar industri reksa dana di dalam negeri.
“Untuk total dana kelolaan, termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan PDNI, pada akhir tahun 2017 Mandiri investasi mencatatkan rekor tertinggi perusahaan,” kata Alvin saat memaparkan outlook Mandiri Investasi di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Kamis (25/1).
Secara rinci, Alvin memaparkan, komposisi AUM reksa dana Mandiri Investasi per Desember 2017 masih di dominasi oleh reksa dana terpotreksi dengan kontribusi AUM mencapai 32%. Selanjutnya, reksa dana saham dan reksa dana pasar uang masing-masing berkontribusi sebesar 22% dan 18%.
Selain reksa dana konvensional, Mandiri investasi juga memiliki produk investasi alternatif yaitu produk sekuritisasi bernama KIK EBA Mandiri JSMROl-Surat Berharga Pendapatan Tol Jagorawi (”KIK EBA Mandiri JSMR01”) sebesar Rp2 triliun pada tahun lalu.
Ke depan, produk ini diharapkan bisa memberikan alternatif penempatan dana bagi investor dan solusi pendanaan bagi korporasi yang menerbitkan. Adapun tahun ini, Mandiri Investasi menargetkan dana kelolaan bisa mencapai Rp 60 triliun, atau 20% dari total dana kelolaan tahun lalu.