Arus keluar dana asing (capital outflow) mulai terpantau di pasar saham. Mengacu pada data RTI, investor asing sudah mencatatkan penjualan bersih (nett foreign sell) sebesar Rp 119,82 miliar dari pasar saham sepanjang 2017 ini. Kondisi ini seperti sudah diramalkan Bank Indonesia (BI).
Sebelumnya, Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya memantau ada arus keluar dana asing pada Januari lalu, namun aliran dana masuk masih lebih besar. Total dana asing yang masuk mencapai Rp 24,4 triliun. “Di tahun lalu periode sama, kira-kira Rp 20 triliun," ujar Agus di kompleks BI, Jakarta, Jumat pekan lalu (10/2). (Baca juga: Banjir Dana Asing ke Indonesia Rp 24,4 Triliun Sejak Awal Tahun)
Menurut dia, meningkatnya aliran masuk dana asing tersebut karena fundamental ekonomi Indonesia masih tercatat positif di saat negara lain mengalami tekanan. Di sisi lain, Agus melihat masih ada potensi keluarnya dana asing akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan memotong tarif pajak.
Langkah ini bakal mendorong perbaikan kinerja keuangan korporasi di negara tersebut. Alhasil, para investor akan lebih memilih berinvestasi di pasar Amerika. Meski begitu, Agus tetap yakin investor asing akan tetap berminat masuk ke Indonesia.
Namun, risiko arus keluar dana asing juga perlu diwaspadai seiring dengan rencana bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) menaikkan bunga dana (Fed Fund Rate). Hal itu seiring dengan tingkat inflasi dan tenaga kerja AS yang semakin mendekati target The Fed. Pelaku pasar pun melihat adanya kemungkinan kenaikan bunga dana pada Maret mendatang. (Baca: Ekonom Ramal Banjir Dana Asing ke Indonesia Segera Surut)
Seiring dengan tekanan arus keluar modal asing, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak agresif dalam perdagangan Kamis (16/2) ini. Dibuka menguat 0,16 persen ke level 5.389, indeks kemudian merosot ke jalur merah dan ditutup di level 5.378 atau turun 0,08 persen pada sesi pertama. Secara garis besar, indeks bergerak di rentang 5.357 – 5.394.
Tim analis OSO Securities memprediksi, IHSG masih akan bergerak dalam fase konsolidasi dengan kecendrungan menguat pada perdagangan Kamis ini. “Akan diperdagangkan di kisaran 5.331 – 5.445,” demikian tertulis dalam analisis pasar OSO Securities yang diterima Katadata, Kamis (16/2).
Hal senada disampaikan Analis Indosurya Securities William Surya Wijaya. “IHSG terlihat dapat mempertahankan support level yang sudah mulai beranjak naik,” ujarnya. Menurut dia, jelang rilis data perekonomian oleh BI Kamis ini, pergerakan di bursa saham masih akan didominasi kenaikan saham-saham di sektor keuangan terutama perbankan dan berlanjutnya tekanan pada sektor konstruksi. Dia memperkirakan indeks bergerak di rentang 5.336 – 5.451.