Bank Indonesia (BI) menerapkan pengamanan berlapis untuk 11 uang rupiah baru sehingga makin sulit dipalsukan. Teknologi pengamanan tersebut diklaim sebagai yang terbaik di dunia.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, uang rupiah baru dilengkapi sembilan hingga 12 pengamanan, sehingga masuk kategori terbaik di dunia. “Misalnya, uang Rp 100 ribu ini pengamanannya bisa sampai 12 tipe pengamanan. Itu mulai dari warnanya, ultraviolet, benang, dan yang lain,” ujar dia saat peluncuran uang baru di Gedung BI, Jakarta, Senin (19/12).
Dibanding uang pecahan Rp 100 ribu terbitan tahun 2014, ada tambahan sekitar tiga pengamanan. Pertama, rainbow feature yang apabila dilihat dari sudut pandang tertentu akan muncul gambar tersembunyi multiwarna berupa angka nominal.
Kedua, colour shifting yang apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda akan terjadi perubahan warna secara kontras. Unsur ini memperkuat yang sebelumnya optical variable ink atau tinta berubah warna dan irisafe atau pigmen berubah warna dari merah tembaga menjadi hijau dan biru menjadi kuning keemasan.
Ketiga, latent image yakni bila melihat dari sudut tertentu akan muncul gambar tersembunyi berupa teks BI pada bagian depan dan angka nominal pada bagian belakang. Pengamanan ini menambah kuat fitur sebelumnya yaitu mikroteks berupa tulisan BI yang amat kecil.
Selain itu, ada dua unsur yang ditingkatkan teknologinya yakni kode tuna netra (blind code) dengan melakukan perubahan desain pada bentuk kode tuna netra berupa efek rabaan (tactile effect) untuk membantu membedakan antar-pecahan dengan lebih mudah.
Secara keseluruhan, sistem pengamanan pada uang rupiah baru yakni rectroverso atau gambar saling isi yang menggunakan logo BI; blind code; security thread (benang pengaman) atau garis miring melintang dari atas ke bawah yang akan memunculkan tulisan BI 100000 berulang-ulang apabila diterawangkan ke arah cahaya.
Selain itu, banknote paper atau bahan uang; watermark atau tanda air; tactile effect atau lambang negara RI yang dicetak timbul dan terasa kasar apabila diraba; latent image; colour shifting; rainbow feature; ultraviolet feature; irisafe; dan mikroteks.
Agus menyatakan, sejumlah bahan untuk pembuatan rupiah baru atau banknote paper ini berasal dari negara lain alias impor. Sayangnya, dia enggan menyebutkan negara yang dimaksud.
Tapi, ia menekankan bahwa penetapan bahan impor ini melalui proses lelang dengan standar internasional yang tata kelolanya baik. Adapun percetakannya, “Sepenuhnya dicetak di Indonesia,” kata dia.
Agus memastikan, uang rupiah baru bisa terdistribusi merata ke seluruh Indonesia dalam kurun waktu tiga bulan. Distribusi akan dilakukan BI dengan menggunakan seluruh moda transportasi dan memaksimalkan kantor perwakilan BI di 33 provinsi.
Sekadar catatan, sejak kemerdekaan baru pada tahun ini pertama kalinya uang anyar diedarkan secara serentak dan jumlahnya naik dua kali lipat dibanding sebelumnya. Uang rupiah kertas yang akan diterbitkan terdiri dari nilai nominal Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 10 ribu, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Sedangkan uang rupiah berupa logam terdiri atas pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100.
(Baca juga: 12 Wajah Pahlawan di Uang Baru, Jokowi: Jangan Hina Rupiah)
Ke-11 uang baru tersebut memuat selusin gambar pahlawan yakni Ir. Soekarno; Drs. Mohammad Hatta; Ir. H. Djuanda Kartawidjaja; Dr. G.S.S.J. Ratulangi; Frans Kaisiepo; Dr. K.H. Idham Chalid; Hoesni Thamrin; Tjut Meutia; I Gusti Ketut Pudja; Letnan Jenderal TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang; Dr. Tjiptomangunkusumo; dan Prof. Dr. Ir. Herman Johanes.