Nilai tukar rupiah pada pasar spot sore ini, Senin (10/8) melemah 0,15% ke level Rp 14.647 per dolar Amerika Serikat. Rupiah terkerek sentimen perbaikan data tenaga kerja AS.
Tak hanya rupiah, mata uang Asia seperti yen Jepang, dolar Singapura, dolar Taiwan, won Korea Selatan, yuan Tiongkok, dan ringgit Malaysia melemah. Mengutip Bloomberg, yen turun 0,01%, dolar Singapura 0,04%, dolar Taiwan 0,1%, won 0,08%, yuan 0,01%, dan ringgit 0,13%.
Sementara dolar Hong Kong tak bergerak signifikan. Peso Filipina, rupee India, dan baht Thailand masih bisa menguat masing-masing 0,05%, 0,06%, dan 0,29%.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate yang dipublikasikan Bank Indonesia pada pukul 10.00 WIB menempatkan rupiah pada level Rp 14.750 per dolar AS, turun 103 poin.
Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai dolar AS memang menguat sejak hari Jumat lalu. Saat ini, indeks dolar AS naik 0,03% ke level 93,46. "Penguatan setelah data ekonomi AS menunjukan pemulihan yang sedang berjalan pada perekonomian AS," kata Josua kepada Katadata.co.id, Senin (10/8).
Dari sisi indikator tenaga kerja, US Non-Farm Payrolls membukukan penambahan sebesar 1,76 juta, lebih tinggi dibanding perkiraan, 1,48 juta. Sementara, tingkat pengangguran AS mengalami penurunan menjadi sebesar 10,2%, dari sebelumnya sebesar 11,1%.
Indikator aktivitas produsen, US Wholesale Inventories juga menujukan pemulihan, dengan membukukan angka sebesar -1,4% secara bulanan, lebih tinggi dari perkiraan. "Penguatan dolar juga didukung oleh keputusan Presiden AS Donald Trump, yang memberikan sanksi kepada pegawai pemerintahan Hong Kong," ujar dia.
Di sisi lain, Josua menyebut, rupiah juga mulai melemah setelah tensi antara AS dan Tiongkok kembali meningkat. Peningkatan tensi ini disebabkan oleh rencana Trump untuk melarang penggunaan dua media sosial yang berasal dari Tiongkok.