Jakarta– Bank DBS Indonesia meluncurkan Face Your Future sebuah inovasi untuk pengalaman nasabah dalam meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya perencanaan pensiun. Face Your Future menggunakan teknologi pengenalan wajah dan Artificial Intelligence (AI) yang dapat memperkirakan usia nasabah, dan kemudian akan membuat gambaran masa depan nasabah pada usia pensiun. Dengan begitu nasabah memiliki informasi kebutuhan yang perlu disiapkan untuk menikmati masa pensiun.
Berdasarkan laporan Spotlight On Retirement Indonesia oleh Society of Actuaries dan LIMRA Secure Retirement Institute (2018) penduduk Indonesia diperkirakan secara keseluruhan akan tumbuh sebesar 25 persen pada 2015 hingga 2050.
Sementara pada periode yang sama, penduduk usia >60 (lansia) akan bertumbuh sebesar 195 persen, secara signifikan melampaui pertumbuhan total penduduk. Proporsi penduduk lansia diproyeksikan meningkat hampir tiga kali lipat dalam kurun waktu 35 tahun, dari 21 juta pada 2015 menjadi 62 juta pada 2050.
Dengan jumlah penduduknya yang besar, Indonesia perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani kebutuhan penduduk lansia di masa depan. Jika tidak, hal tersebut akan menjadi sebuah tantangan, seperti menyusutnya tenaga kerja hingga perlambatan pertumbuhan ekonomi yang akan memberi tekanan besar pada sistem pensiun di masa depan.
Melalui Face Your Future, nasabah dapat mengatasi tantangan tersebut dan mempersiapkan diri dengan lebih baik sedini mungkin melalui kecanggihan teknologi. Teknologi ini mampu memberi gambaran informasi atas rentang waktu masa pensiun yang diinginkan sehingga masa depan dapat lebih terencana. “Merencanakan masa depan dan masa pensiun sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Terlebih lagi mengingat ketidakpastian yang mungkin terjadi, contohnya pandemi yang terjadi saat ini,” kata Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia, Rudy Tandjung.
Ketika harapan hidup meningkat, dan gaya hidup perlu berubah, penting untuk mengatur rencana dalam mempersiapkan masa depan yang lebih mapan. Melalui Face Your Future, Bank DBS berharap dapat memberi informasi dan gambaran yang lebih baik kepada nasabah, terutama generasi muda mengenai realitas masa pensiun. “Dengan begitu mereka dapat merancang masa depan secara strategis dan percaya diri,” ujar Rudy.
Jika perencanaan pensiun tidak dilakukan dengan hati-hati, masyarakat mungkin harus memperpanjang masa kerjanya. Karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk mulai merencanakan pensiun dini dan merencanakannya dengan hati-hati. Jika tidak, masyarakat mungkin akan bekerja di luar usia pensiun pada umumnya. Bank DBS Indonesia berupaya agar masyarakat lebih memahami kebutuhan pensiun dan merencanakan tahun-tahun emas mereka dengan Face Your Future.
Pendekatan personalisasi Face Your Future mencakup algoritma nasabah untuk mengestimasikan biaya yang perlu dipersiapkan nasabah untuk menikmati hari tua nanti, berdasarkan pilihan gaya hidup yang nasabah inginkan ketika pensiun. Dengan preferensi yang ditentukan nasabah, seperti waktu untuk pensiun yang diinginkan, serta memvisualisasikan kehidupan yang didambakan pada tahun-tahun emas mereka nanti, Face Your Future akan mengkalkulasikan kebutuhan yang nasabah perlu siapkan setiap bulannya dan bagaimana cara untuk dapat mencapainya.
Untuk mempersiapkan masa pensiun, nasabah dapat mengakses Face Your Future melalui https://www.dbs.id/id/FYF/id/camera.html
Dari survei yang dilakukan dalam laporan tersebut kepada 765 responden, dengan rentang usia yang terbagi menjadi tiga yakni, pekerja muda (30-45 tahun), pra-pensiun (46-60 tahun), dan pensiunan (di atas 60), menunjukkan bahwa 64 persen responden menganggap bahwa mendanai pensiun sebagai tanggung jawab mereka sendiri. Angka ini tinggi terutama di wilayah Pulau Jawa, yakni hampir tujuh dari 10 responden sadar bahwa mereka memiliki tanggung jawab tersebut.
Sebanyak 47 persen responden menyesali penundaan menabung untuk masa pensiun atau belum mulai menabung sama sekali. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mereka tidak akan mempunyai tabungan yang cukup untuk masa pensiun. Di sisi lain, Pension Sustainability Index pada 2016 juga menunjukkan bahwa sistem pensiun Indonesia menempati peringkat ke-50 dari 54 pasar. Secara historis, Indonesia belum memiliki sistem pensiun yang komprehensif yang mencakup seluruh penduduk.
Industri keuangan dituntut untuk dapat memahami perspektif konsumen tentang lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menabung untuk masa pensiun. Waktu yang dihabiskan untuk perencanaan pensiun sedikit berbeda antar segmen di Indonesia. Masih dari hasil survei yang sama, sebagian besar responden umumnya mulai menabung untuk masa pensiun sekitar usia 38 tahun dan menghabiskan sekitar 23 tahun untuk mempersiapkan pensiun.
Para pra-pensiunan Indonesia mulai mempersiapkan masa pensiun lebih lambat, yaitu pada usia 40 tahun dan menabung sekitar 20 tahun. Namun, segmen pensiunanlah yang menghabiskan waktu secara maksimal untuk mempersiapkan masa pensiun. Mereka menghabiskan 26 tahun menabung untuk masa pensiun dan akhirnya pensiun sekitar usia 65 tahun. Oleh karena itu, Face Your Future diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat bagi masyarakat dalam mempersiapkan masa pensiun.