BPKH Bakal Investasikan Dana Haji Rp 3 Triliun di Bank Muamalat

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. BPKH berencana menambah saham pada Bank Muamalat pada tahun ini.
13/1/2021, 17.07 WIB

Pengamat Ekonomi Syariah Yusuf Wibisono berpendapat, kondisi keuangan terkini Bank Muamalat memang sedang tidak baik dan membutuhkan tambahan modal untuk ekspansi bisnis serta memperbaiki kinerjanya. "Namun sebagai bank syariah pertama, Bank Muamalat memiliki brand equity yang kuat dan segment deposan yang loyal," ujar Yusuf kepada Katadata.co.id, Rabu (13/1).

Dengan risk appetite selama ini, BPKH mempunyai peluang besar untuk memperbaiki kinerja bank syariah pertama di Tanah Air tersebut. Dengan begitu, Bank Muamalat bisa mendapatkan return yang kompetitif.

Sebelumnya, Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani melihat, Bank Muamalat sebaiknya ikut dimerger dengan bank syariah milik BUMN. Selain bisa memperkuat bank hasil merger, ini juga bisa menjadi salah satu jalan keluar penyelamatan Bank Muamalat dari tekanan keuangan. Rasio pembiayaan seret (non performing financing/NPF) tinggi, sedangkan permodalan semakin menipis.

Dengan skema merger, tidak perlu ada pembelian saham Bank Muamalat dari pemiliknya saat ini yang salah satunya Islamic Development Bank. "Tinggal dibagi saja sahamnya (pemilik Bank Muamalat) tinggal berapa di bank syariah hasil merger. Saya rasa itu bisa menjadi salah satu jalan keluar yang bagus," kata Aviliani kepada Katadata.co.id, Rabu (14/10).

Pemerintah berencana menggabungkan bank syariah dan unit usaha syariah milik bank BUMN pada Februari. Potensi aset keempat bank syariah ini mencapai Rp 225 triliun.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria