Ramai Eks Petinggi OVO Hijrah ke Bank Aladin, Bagaimana Kinerjanya?

Ajeng Dinar Ulfiana|KATADATA
Ilustrasi. Tiga dari empat direksi baru Bank Aladin pernah berkarier di PT Visionet Internasional atau OVO.
Penulis: Agustiyanti
11/4/2021, 14.40 WIB

Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit mengatakan pihaknya saat ini berfokus pada pengembangan layanan pembayaran digital dan sejumlah layanan lainnya, seperti investasi, asuransi dan pinjaman.

"Upaya untuk membuka akses terhadap layanan finansial ini sesuai dengan visi OVO untuk mendorong inklusi keuangan dan memajukan masyarakat serta UMKM sebagai penggerak pemulihan ekonomi," ujar Harumi saat dikonfirmasi terkait kemungkinan OVO menjadi pemegang saham Bank Net Syariah.

Saat ini, 60,55% saham Bank Net Syariah digenggam PT NTI Global Indonesia Tbk, 20,01% saham dikuasai Bortoli International Ltd, 6,18% dipegang  Kasai Internasional Inc, dan sisanya publik.

Bank Net Syariah baru menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada awal Februari lalu dengan harga Rp 103 per saham. Hingga saat ini, saham perusahaan yang akan berganti nama menjadi Bank Aladin ini telah melesat lebih dari 2.000% ke level Rp 2.890 per saham pada Jumat (9/10).

Berdasarkan data stockbit, price to book value emiten baru ini telah mencapai 58,15 kali, sedangkan price to equity ratio mencapai 317,85 kali.

Kenaikan harga saham yang luar biasa membuat OJK menetapkan emiten berkode saham BANK ini ke dalam kategori unusual market activity (UMA).

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan AJi Gusta Utama mengatakan kenaikan harga saham emiten-emiten baru, termasuk Bank Net Syariah terjadi karena saat penetapan IPO, valuasinya menarik. Namun, investor tetap harus waspada jika saham-saham IPO tersebut sudah masuk dalam kategori UMA.

Kinerja Bank

Bank Net Syariah hingga kini belum menerbitkan laporan publikasi tahun 2020 maupun kuartal IV 2020. Berdasarkan laporan keuangan hingga September 2020, total modal inti perseroan hanya mencapai Rp 651,29 miliar, naik tipis dibandingkan September 2019 Rp 593,99 miliar.

Total pembiayaan yang disalurkan hanya mencapai Rp 66 juta, anjlok dibandingkan akhir tahun lalu Rp 5,07 miliar. Sebagian besar aset disimpan pada penempatan BI Rp 255,34 miliar dan surat berharga Rp 411,49 miliar.

Sementara itu, dana yang dihimpun hanya sebesar Rp 40,15 miliar dalam bentuk dana investasi non profit sharing.

Lantaran pembiayaan yang minim, rasio permodalan atau capital to adequacy ratio mencapai 330,42%. NPF gross dan nett tercatat 0,00%, sedangkan financing to deposit ratio hanya 0,16%.

Adapun berdasarkan laporan publikasi bulanan perseroan per Februari 2021, penyaluran pembiayaan perseroan hanya mencapai Rp 46 juta. Sebagian besar aset ditempatkan dalam bentuk tagihan atas surat berharga yang dibeli untuk dijual kembali atau reverse repo mencapai Rp 1,21 triliun.

Sementara itu, dana yang dihimpun dalam bentuk simpanan wadiah hanya Rp 15 juta dan investasi nonprofit sharing Rp 40,17 miliar. Bank Net Syariah menghimpun dana dari IPO sebesar Rp 515 miliar sehinga total ekuitas perusahaan meningkat menjadi Rp 1,16 triliun.

Halaman: