PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN membukukan laba bersih Rp 625 miliar pada kuartal I 2021, atau melesat 36,75% dari raihan periode yang sama tahun lalu Rp457 miliar.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan perseroan tetap meraih laba kendati berada di bawah tekanan pandemi. Perolehan laba bersih ditopang pendapatan bunga yang naik 2,99% menjadi Rp 6,35 triliun. Sementara, beban bunga menyusut 10,28% dari Rp 3,99 triliun menjadi Rp3,58 triliun. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih BTN meningkat 27,32% menjadi Rp 2,77 triliun.
“Ke depan, BTN akan terus memperkuat pencadangan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang muncul akibat tekanan pandemi. Misi utama kami adalah menyediakan rumah bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah," kata Haru dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I/2021 secara virtual, Kamis (22/4).
Emiten berkode saham BBTN itu menunjukkan raihan pendapatan bunga ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 261,34 triliun atau naik 3,19% pada tiga bulan pertama tahun ini, dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 253,25 triliun.
Laporan keuangan bank milik negara itu menggambarkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit. KPR subsidi naik 9,04% menjadi Rp 122,96 triliun, sedangkan KPR Non-subsidi tumbuh tipis 0,2% menjadi Rp80,15 triliun. Secara total, pertumbuhan kredit di segmen perumahan tumbuh sebesar 3,23% menjadi Rp236,57 trilliun.
Selanjutnya, kredit di segmen non-perumahan naik 2,87% menjadi Rp24,76 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan di segmen kredit konsumer dan kredit korporasi yang tumbuh masing-masing 9,43% dan 7,44%.
Dari sisi kualitas kredit, perusahaan yang semula bernama Bank Tabungan Pos itu mencatat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di posisi 1,94% atau turun 44 basis poin (bps) dari 2,38% pada periode yang sama tahun lalu. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) diketahui menjadi 115,93% per Maret 2021 atau naik 1.027 bps.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Wholesale Risk and Asset Management Elisabeth Novie Riswanti menjelaskan perseroan berfokus untuk memperbaiki kualitas kredit guna menekan NPL. “Kami terus berupaya memperbaiki kualitas kredit dengan mengoptimalkan penagihan, mempercepat penjualan aset, dan bekerja sama dengan perusahaan manajemen aset,” kata Novie.
Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin menyebut Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan sebesar Rp 294,91 triliun atau tumbuh 33,01%, di atas rata-rata penghimpunan DPK perbankan nasional yang rata-rata naik 11% per Januari 2021.
Pertumbuhan DPK disumbang kenaikan penghimpunan giro, tabungan, dan deposito yang masing-masing naik 33,91%, 4,29%, dan 41,44%. Dengan kenaikan simpanan masyarakat tersebut, rasio deposito terhadap pinjaman atau Loan to Deposit Ratio (LDR) BTN juga turun 2.561 bps ke level 88,62%. Dengan seluruh capaian kinerja tersebut, aset BTN ikut naik 21,92% menjadi Rp 375,73 triliun.