BNI Gandeng Sea Ltd untuk Mengembangkan Bank Mayora Jadi Bank Digital

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan telah ada kesepakatan awal akuisisi dengan salah satu bank.
Penulis: Agustiyanti
21/10/2021, 11.07 WIB

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dikabarkan menggandeng Sea Ltd Singapura untuk mengembangkan Bank Mayora sebagai bank digital. Langkah ini dilakukan BNI untuk menyusul bank-bank besar lainnya yang telah berekspansi di bisnis bank digital. 

Tiga sumber Katadata.co.id menyebutkan BNI telah meneken kerja sama dengan Sea Ltd untuk mengembangkan Bank Mayora sebagai bank digital. Kesepakatan diteken BNI, Sea Ltd, dan Bank Mayora pada 15 Oktober 2o21. 

Katadata.co.id telah menghubungi Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, dan  Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari perusahaan.  "Seperti disampaikan saat ini, kami belum dapat menceritakan," ujar Mucharom kepada Katadata.co.id. 

Royke sebelumnya mengatakan telah mencapai kesepakatan awal akuisisi dengan salah satu bank. Namum, ia masih enggan mengungkapkan bank yang tengah dipinang BNI. 

 "Saya tidak bisa menyebut nama, tetapi proses cukup jauh dan sudah ada kesepakatan awal," ujar Royke kepada Katadata.co.id saat menjawab konfirmasi akuisisi Bank Mayora, Selasa (19/10). 

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Kepatuhan Bank Mayora Tiolina Tumanggor menyatakan belum dapat menjawab kabar tersebut. "Saya belum dapat memberikan konfirmasi, seyogyanya BNI yang dapat menjawab perihal tersebut," kata Tiolina kepada Katadata.co.id. 

Langkah BNI mengakusisi bank kecil untuk ditransformasikan sebagai bank digital sebelumnya telah dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). BCA mengakusisi Bank Royal pada 2019 dan merampungkan transformasinya menjadi BCA Digital pada Juli tahun ini. 

Hal serupa juga dilakukan BRI yang mentranformasikan anak usahanya PT BRI Agro sebagai bank digital. 

Di sisi lain, bank-bank kecil saat ini tengah membutuhkan permodalan untuk memenuhi ketentuan OJK terkait minimal modal inti Rp 3 triliun pada akhir 2022 yang harus dipenuhi bertahap. Pada akhir tahun ini, bank umum wajib memiliki modal inti Rp 2 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2021, Bank Mayora baru memiliki modal inti Rp 1,2 triliun. Namun, rasio kecukupan modalnya (CAR) mencapai 30%, jauh di atas batas minimal yang ditentukan regulator. 

Pada semester pertama tahun ini, Bank Mayora telah menyalurkan kredit sebesar Rp 3,7 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 4,3 triliun. Sebaliknya, penghimpunan DPK perseroan naik dar Rp 6,4 triliun menjadi  Rp 7,8 triliun Kualitas kredit perseroan juga membaik pada tahun ini.

Rasio NPL gross perusahaan turun dari 5,28% pada semester pertama tahun lalu menjadi 3,09% pada Juni 2021. Sementara rasio NPL nett turun dari 4,01% menjadi 2,06%. 

Adapun BNI saat ini juga memiliki rasio kecukupan modal yang mumpuni untuk melakukan proses akuisisi. Rasio permodalan atau CAR perseroan mencapai 18% pada semester pertama tahun ini. Perusahaan juga telah memperkuat permodalan melalui penerbitan global bond. 

BBNI telah menerbitkanpada Maret lalu. Hasilnya permintaan dari investor membludak mencapai US$ 2,2 miliar atau setara dengan Rp 31,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.200/US$. Padahal targetnya hanya Rp 7 triliun saja. 

Reporter: Ihya Ulum Aldin