Bank BNI Resmi Beli Bank Kecil, Dikabarkan Bank Mayora
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dikabarkan telah meneken kesepakatan awal untuk mengambil alih PT Bank Mayora. Akuisisi ini dilakukan BNI untuk menyusul bank-bank besar lainnya yang telah berekspansi di bisnis bank digital.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar membenarkan kabar telah menyelesaikan kesepakatan awal akuisisi dengan salah satu bank kecil. Nantinya, menurut Royke, bank yang telah diambilalih ini akan ditransformasikan sebagai bank digital.
"Saya tidak bisa menyebut nama, tetapi proses cukup jauh dan sudah ada kesepakatan awal," ujar Royke kepada Katadata.co.id, Selasa (19/10).
Dua sumber Katadata.co.id yang mengetahui kabar ini mengatakan, BNI telah meneken kesepakatan awal pembelian saham dengan Bank Mayora. Namun, saat ini bank BUMN tersebut masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan.
Langkah BNI mengakusisi bank kecil untuk ditransformasikan sebagai bank digital sebelumnya telah dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). BCA mengakusisi Bank Royal pada 2019 dan merampungkan transformasinya menjadi BCA Digital pada Juli tahun ini.
Hal serupa juga dilakukan BRI yang mentranformasikan anak usahanya PT BRI Agro sebagai bank digital.
Di sisi lain, bank-bank kecil saat ini tengah membutuhkan permodalan untuk memenuhi ketentuan OJK terkait minimal modal inti Rp 3 triliun pada akhir 2022 yang harus dipenuhi bertahap. Pada akhir tahun ini, bank umum wajib memiliki modal inti Rp 2 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2021, Bank Mayora baru memiliki modal inti Rp 1,2 triliun. Namun, rasio kecukupan modalnya (CAR) mencapai 30%, jauh di atas batas minimal yang ditentukan regulator.
Pada semester pertama tahun ini, Bank Mayora telah menyalurkan kredit sebesar Rp 3,7 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 4,3 triliun. Sebaliknya, penghimpunan DPK perseroan naik dar Rp 6,4 triliun menjadi Rp 7,8 triliun
Kualitas kredit perseroan juga membaik pada tahun ini. Rasio NPL gross perusahaan turun dari 5,28% pada semester pertama tahun lalu menjadi 3,09% pada Juni 2021. Sementara rasio NPL nett turun dari 4,01% menjadi 2,06%.
Adapun BNI saat ini juga memiliki rasio kecukupan modal yang mumpuni untuk melakukan proses akuisisi. Rasio permodalan atau CAR perseroan mencapai 18% pada semester pertama tahun ini. Perusahaan juga telah memperkuat permodalan melalui penerbitan global bond.
BBNI telah menerbitkanpada Maret lalu. Hasilnya permintaan dari investor membludak mencapai US$ 2,2 miliar atau setara dengan Rp 31,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.200/US$. Padahal targetnya hanya Rp 7 triliun saja.