Panitia Seleksi (Pansel) pemilihan calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027 telah mengumumkan daftar 155 orang yang lolos seleksi tahap pertama. Meski baru tahap awal, terdapat beberapa nama yang dianggap kandidat kuat.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan dari 155 nama calon yang lolos tahap pertama, ada dua nama yang cukup dikenal dan berpelaung kuat mengisi kursi Dewan Komisioner OJK, yakni Mirza Adityaswara dan Inarno Djajadi.
Piter menyebut Mirza berpeluang kuat mengisi kursi nomor satu Ketua Dewan Komisioner OJK, menggantikan Wimboh santoso. Sementara Inarno, dengan latar belakang Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), cukup kuat untuk mengisi kursi Dewan Komisioner Pengawas pasar Modal.
"Saya kira pak Mirza potensialnya jauh di atas yang lain secara track record , yang dibutuhkan kan pemimpin, tentu yang paling bagus mereka yang sudah punya pengalaman sebagai pemimpin dan di situ ada pak Mirza yang paling menonjol," kata Piter kepada Katadata.co.id, Senin (31/1).
Mirza saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Lembaga Pengembangan perbankan Indonesia (LPPI). Ia sempat menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia untuk periode 2013-2019 sebelum digantikan Destry Damayanti. Selain itu Mirza sebelumnya juga sempat mengisi kursi anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan dan Kepala Ekonom Bank Mandiri Group.
Sementara itu, Inarno merupakan Direktur Utama BEI. Ia sebelumnya mengisi kursi Komisari Utama PT CIMB Niaga Securities pada tahun 2014-2017 dan komisari BEI pada 2017-2018. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Ketua ISEI Jakarta Raya.
Selain dua nama tadi, ada dua nama lainnya yang menurut Piter memiliki pengalaman bagus di bidangnya tetapi belum begitu banyak dikenal publik. Keduanya, yakni Agusman dan Moch. Ihsanuddin. Agusman saat ini ini menjabat Kepala Departemen Audit Internal Bank Indonesia (BI) digadang-gadang akan menjadi pengganti Heru Kristiyana sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK.
"Di perbankan saya kira ada pak Agusman dari BI, sangat potensial tetapi tidak cukup dikenal publik. Pak Agusman ini mantan orang 'perbankan'," kata Piter.
Agusman juga sempat masuk dalam bursa Anggota Dewan Komisioner OJK pada pemilihan sebelumnya. Ia menjadi satu dari dua kandidat bersama Heru Kristiyana yang disodorkan Presiden Jokowi kepada DPR pada 2017. Ini menjadi kesempatan kedua bagi Agusman untuk kembali masuk ke jajaran Dewan Komisioner OJK.
Selain Agusman, Piter menyodorkan nama Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) II OJK Moch. Ihsanuddin untuk menggantikan Riswinandi sebagai Kepala Eksekutif Pengawas IKNB.
Selain nama Ichsanuddin, sebenarnya terdapat dua petinggi PT Bahana Pembina Usaha Indonesia (BPUI)/ Indonesia Financial Group (IFG), holding BUMN asuransi yang juga cukup kuat mengisi kursi Kepala Eksekutif Pengawas IKNB. Keduanya, yakni Komisaris Utama IFG Mohamad Fauzi Maulana Ichsan dan Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga.
"Namun, orang industri itu berbeda dengan regulator. Kalau saya, cenderung lebih memilih yang latar belakangnya dari regulator karena cara pandang regulator dan pemain itu beda, walaupun belum tentu benar," kata Piter.
"Tetapi khusus di IKNB, kita butuh kesinambungan bagaimana menangani IKNB ini. Oak Ichsan lebih potensial karena selama ini beliau sudah menangani itu," kata dia.
Adapun untuk posisi Ketua Dewan Audit OJK, Piter mengatakan belum ada nama yang cukup menonjol sekalipun terdapat beberapa kandidat yang berasal dari bidang pengawasan, seperti Pahala Nainggolan. Pahala saat ini menjabat sebagai Deputi Pencegahan dan Monitoring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau ada yang berasal dari KPK tentu harus yang punya background cukup bagus dari bidang lain juga. Ini karena yang dihadapi lebih ke industri,. Kita bukan mencari 'koruptor', tetapi bagaimana menumbuhkembangkan industri, semangatnya beda," kata Pieter.