Laba merupakan tujuan sebagian besar para pebisnis melakukan kegiatan bisnis. Dengan memeroleh laba, suatu perusahaan dapat terus beroperasi, berkembang, dan siap menghadapai persaingan para kompetitor bisnis.
Dalam hal laba, lazim digunakan istilah laba bersih dan laba kotor. Pada artikel kali ini akan dibahas lebih mendalam terkait laba bersih.
Pengertian Laba Bersih
Secara sederhana, laba adalah jumlah pendapatan yang melebihi jumlah modal yang sudah dikeluarkan untuk proses produksi. Sementara lawannya, rugi, diartikan sebagai kondisi ketika jumlah pendapatan berada di angka lebih kecil dari jumlah modal untuk biaya produksi.
Mengutip Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bersih adalah laba yang diperoleh dalam buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak.
Laba bersih juga bisa diartikan sebagai nilai keuntungan atau kelebihan pendapatan dari aktivitas perdagangan dalam suatu periode, di mana nilai tersebut sudah dikurangi oleh beban pajak penghasilan.
Sementara itu, menurut PSAK Nomor 1, informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin bisa dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Laba tersusun oleh beberapa komponen penyusun, yakni pendapatan, beban, dan biaya. Ketiganya membentuk laba ketika pendapatan dikurangi jumlah beban dan biaya pada perusahaan.
Sementara itu, untuk menghitung laba bersih konsep yang dipakai adalah laba kotor dikurangi beban usaha. Oleh karena itu, terdapat beberapa elemen yang harus diketahui, yaitu laba kotor, beban usaha, pendapatan lainnya, dan harga pokok penjualan.
Cara Menghitung Laba Bersih
Sebelum membahas rumus perhitungannya, ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu istilah-istilah yang kerap digunakan untuk memeroleh nilai laba bersih, yaitu:
- Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Mortization (EBITDA): dikenal dengan sebutan laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi. EBITDA diperoleh dari selisih beban bunga dan biaya operasional.
- Earning Before Interest and Tax (EBIT): adalah laba sebelum bunga dan pajak dalam Bahasa Indonesia. EBIT diperoleh dari selisih nilai laba sebelum pajak, bunga, penyusutan dan amortisasi atau EBITDA dan biaya penyusutan dan amortisasi.
- Earning Before Tax (EBT): adalah laba sebelum pajak. EBT diperoleh dari selisih antara penjumlahan beban bunga dan pendapatan bung dengan laba sebelum pajak dan bunga.
Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya rumus perhitungan laba bersih adalah laba kotor dikurangi beban usaha perusahaan selama periode tertentu. Laba tersebut juga bisa didapat dari selisih nilai laba sebelum pajak dengan beban pajak.
Rumus Laba Bersih
Sebelum menghitung laba bersih, langkah pertama yang mesti dilakukan adalah menghitung jumlah laba kotor dalam periode tertentu. Rumusnya:
Laba Kotor: Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan (HPP)
- Penjualan Bersih: hasil penjualan setelah dikurangi biaya-biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan penjualan: penjualan - distribusi - retur penjualan - diskon penjualan
- HPP: adalah biaya yang berkaitan dengan hasil produksi yang akan dijal ke konsumen: persediaan awal + pembelian bersih - persediaan akhir
- Pembelian Bersih: total biaya yang dikeluarkan untuk membeli segala kebutuhan berkaitan dengan proses produksi dan penjualan: pembelian + ditribusi + retur pembelian + diskon pembelian
Setelah nilai laba kotor diperoleh, barulah dapat dihitung berapa nilai laba bersih dengan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih: Laba Kotor - Beban Usaha
- Beban Usaha: Beban Operasional + Beban Non-Operasional
- Laba Sebelum Pajak, Bunga, Penyusutan Amortisasi (EBTIDA): Beban Bunga – Biaya Operasional
- Laba Sebelum Pajak dan Bunga (EBIT): EBITDA Biaya Penyusutan dan Amortisasi
- Laba Sebelum Pajak (EBT): Beban Bunga + Pendapatan Bunga - EBIT
Contoh Perhitungan Laba Bersih
Berikut adalah data penjualan dan beban CV. Alam Perkasa:
- Penjualan bersih: Rp30.000.000
- Biaya administrasi dan umum: Rp3.000.000
- Beban penjualan: Rp4.000.000
- HPP: Rp4.500.000
- Pendapatan lain di luar usaha: Rp1.000.000
Dengan data berikut, dapat disimulasikan perhitungan laba bersihnya, yakni:
Pendatapan: Penjualan bersih + Pedapatan lain: 30.000.000 + 1.000.000 = 31.000.000
Laba Kotor: Pendapatan - HPP: 31.000.000 - 4.500.000 = 26.500.000
Jumlah Biaya Beban: Biaya administrasi + Beban Penjualan: 3.000.000 + 4.000.000 = 7.000.000
Laba Bersih: Laba kotor - Beban: 26.500.000 - 7.000.000 = 19.500.000