PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan penyaluran kredit di segmen business banking senilai Rp 489,3 triliun atau tumbuh 4,8% secara tahunan (year on year).
Sekretaris Perusahaan BNI, Mucharom mengatakan, pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9% secara tahunan menjadi Rp193,2 triliun. Kemudian, di segmen large commercial yang tumbuh 24,5% secara tahunan menjadi Rp46,1 triliun. Segmen UMKM juga tumbuh 11,8% secara tahunan dengan nilai kredit Rp98 triliun.
Menurutnya, perseroan saat ini menangkap peluang pengembangan bisnis ke area sektor turunan komoditas atau downstream. Pasalnya, permintaan pada sektor-sektor turunan komoditas kini mulai meningkat seiring pemulihan paska pandemi Covid-19.
Dijelaskan Mucharom, potensi pertumbuhan kredit tahun ini tergolong cukup tinggi. Banyak sektor yang kembali membukukan peningkatan kinerja cukup baik sehingga mendorong kinerja, khususnya dari sektor turunan komoditas. Hal ini sejalan dengan arahan dari pemerintah agar komoditas andalan Tanah Air dapat dijual ke luar negeri dengan nilai tambah lebih tinggi.
"Sektor downstream komoditi ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Kami melihat banyak pembangunan smelter akan sangat marak dan besar," kata Mucharom, dalam keterangan resmi, Senin (9/5).
Selain itu, kata dia, pemerintah mulai banyak melarang barang yang belum jadi sehingga semua proses pengolahan terjadi di dalam negeri. "Kami berharap ini menjadi mesin pertumbuhan segmen korporasi swasta kami," katanya.
Mucharom mengutarakan, pertumbuhan kredit BNI tahun ini masih sesuai target awal tahun. Beberapa nasabah top tier sudah mulai menunjukkan perbaikan kinerja seperti infrastruktur, listrik dan gas, pergudangan dan digital. Hal ini juga sejalan dengan penurunan restrukturisasi kredit sehingga membantu BNI untuk dapat melakukan ekspansi lebih berkualitas.
"Kami akan tetap dengan target awal kami di high single digit. Kami lihat potensi pertumbuhan tinggi sejak awal tahun ini," ungkapnya.
Sampai dengan kuartal pertama tahun ini, emiten bank BUMN dengan sandi BBNI ini tercatat membukukan laba bersih Rp 3,96 triliun pada kuartal I 2022, atau melonjak 63,2% dibanding raihan laba bersih periode yang sama tahun lalu Rp 2,42 triliun.
Adapun, total baki kredit yang disalurkan sepanjang kuartal pertama 2022 tumbuh 5,8% menjadi Rp 591,68 triliun dari posisi kuartal pertama 2021 Rp 559,33 triliun.